Gubernur Minta Evaluasi Harga Pakan Ikan

Selasa 29-03-2022,14:50 WIB
Editor : Yuda Pranata

RADARLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meminta para produsen pakan ikan menurunkan harga pakan. Sebab, para pembudidaya ikan di Lampung menjerit keuntungan yang diperoleh sangat sedikit. Hal ini disampaikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat memimpin rapat dengan produsen ikan dan stakeholder terkait di Golden Dragon, Selasa (29/3). \"Saya dapat informasi dengan harga pakan saat ini, pembudidaya hanya mendapatkan untung Rp2000 per kilogram nya. Itu sangat sedikit,\" beber Arinal. Karenanya, dia meminta perusahaan pakan di Lampung melakukan evaluasi harga. Jangan sampai menjual pakan dengan harga tinggi namun tak menguntungkan pembudidaya. Karenanya, Gubernur mendorong penggunaan produk bahan baku dari dalam negeri. Seperti diketahui, produk bahan pakan ikan yang masih impor seperti kedelai, tepung ikan dan minyak ikan. Karenanya Gubernur mengajak semua produsen beralih. \"Kemarin saya sudah bertemu Presiden. Beliau saja memerintahkan untuk hentikan impor kalau bisa dibuat dalam negeri, maka kurangi impor yang membebani kepentingan rakyat. Kita harus peduli, kasihan petani, harusnya harga murah. Ketika panen 1 kg petani hanya untung 2 ribu. Saya akan minta pimpinan perusahaan untuk hadir dalam evaluasi. Karena Rakyat membutuhkan pertolongan,\" lanjutnya. Arinal juga menyebutkan akan memberikan kebijakan menyesuaikan harga. Dirinya meminta harga pakan ikan berada diangka Rp9000 per kilogramnya. Karena potensi pakan ikan di Lampung tinggi, mencapai 200 ribu ton. Karenanya produsen harus ikut bersama menanggulangi persoalan tersebut. Gubernur Arinal menekankan beberapa hal kepada OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. Salah satunya mengarahkan untuk melakukan pembinaan teknis yang lebih intensif terhadap pembudidaya ikan terutama teknologi terkini yang yang efisien pakan Selain itu, meningkatkan pembinaan kepada pembudidaya ikan tentang cara pembuatan pakan ikan (Program Pakan Mandiri); dan meningkatan implementasi Program KPB. Gubernur Arinal berharap tidak lagi menganggap bidang usaha budidaya ikan sebagai usaha yang beresiko tinggi (high risk) karena terbukti dengan perkembangan teknologi dan manajemen usaha yang baik merupakan sektor usaha yang menguntungkan. Kepada produsen pakan ikan, Gubernur Arinal berpesan untuk selalu meningkatkan sinergitas dengan kelompok Pakan Ikan Mandiri, terutama dalam hal penyediaan bahan baku impor, serta menjaga kualitas pakan yang diedarkan ke masyarakat. Kemudian, terhadap kebutuhan bahan baku pakan yang bisa diproduksi di Lampung seperti jagung, agar memprioritaskan pembelian bahan baku tersebut dari produksi petani Lampung, seperti jagung dan bekatul. Terhadap bahan baku impor, diharapkan bisa berkoordinasi aktif dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung. Kepada Konsultan Program KPB, Gubernur Arinal mengarahkan untuk segera berkoordinasi intensif dengan produsen pakan untuk memasukkan pada sistem e-KPB. Di tambahkan Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung, Liza Derni, memang kebutuhan pakan ikan di Lampung sampai 200 ribu ton. Namun diakuinya beberapa produk bahan baku pakan ikan masih harus impor. \"Memang kita harus cinta produk dalam negeri, tapi memang masih ada bahan baku pakan yang impor. Seperti kedelai, tepung ikan, minyak ikan, jadi memang itu masih impor,\" beber Liza. Dia menyebutkan, untuk kedepannya Pemprov Lampung dibawah pimpinan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi akan bersama menyiasati persoalan tersebut. \"Tadi juha sudah disampaikan bahwa akan ditanam 25 ribu kedelai ya oleh dinas DTPKPH. Itu juga nanti akan kami kerjasama dengan PT CPP sebagai perusahaan pakan terbesar,\" katanya. Nantinya juga DKP Lampung akan berkerja sama dengan perusahaan pakan di Lampung lainnya. Sehingga dapat membuat pakan yang kadar protein nya sesuai. Liza menyebut produksi perikanan budidaya di Provinsi Lampung cukup besar per tahun. Pada tahun 2021 sebesar 182 ribu ton, meliputi produksi perikanan tawar, payau dan laut. Dengan estimasi jumlah kebutuhan pakan ikan perikanan budidaya pertahun sebanyak 238 ribu ton. Kalau diakumulasi dengan harga pakan yang rata-rata sekitar 12 ribu, berarti distribusi uang yang ada sekitar Rp2,1 triliun. Untuk akselerasi peningkatan produksi perikanan budidaya, jelas Liza Derni, memerlukan peningkatan kebutuhan pakan dan permodalan. Komponen biaya pakan pada kegiatan budidaya ikan menduduki porsi terbesar yaitu 60-80 %, dengan total pembudidaya sekitar 54 ribu pembudidaya. Liza Derni mengungkapkan produsen pakan ikan yang beredar di Lampung saat ini berjumlah 16 perusahaan, 5 diantaranya memiliki pabrik di Lampung. Ke-16 Produsen pakan ikan tersebut yaitu PT. Central Proteina Prima, PT. Central Pertiwi Bahari, PT. Suri Tani Pemuka, PT. Gold Coin Specialities, PT. Cheiljedang Feed Lampung, PT. Matahari Sakti, PT. Indonesia Evergreen Agriculture, PT. Tongwei Indonesia. Kemudian, PT. Karka Nutri Industri, PT. Skretting Indonesia, PT. Newhope Aqua Feed Indonesia, PT. Universal Agri Bisnisindo (de heus), PT. Grobest Indomakmur, PT. Sinta Prima Feedmill, PT. Cargill Indonesia, dan PT. Luxindo Internusa. Adapun peserta Coffee Morning terdiri dari produsen pakan, perbankan, Konsultan IT Program KPB, FKPA (Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur), serta OPD terkait lingkup Pemerintah Provinsi Lampung. \"Kehadiran dari perbankan, produsen pakan dan Konsultan Program KPB diharapkan akan memperkuat permodalan pembudidaya ikan dan ketersediaan pakan murah bermutu melalui KPB. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung yaitu Sinergitas produsen pakan ikan mendukung penyediaan pakan murah berkualitas melalui Program Kartu Petani Berjaya,\" jelas Liza Derni. (rma/yud)

Tags :
Kategori :

Terkait