radarlampung.co.id - Gula pasir mengalami kelangkaan dalam beberapa bulan belakangan. Kalau pun ada, harganya meningkat dari Rp12 ribu menjadi hingga Rp15 ribu di pasaran tradisional dan warung-warung. Kelangkaan gula pasir ini juga diakui sejumlah supermarket.
”Di Chandra Superstore, untuk stok gula itu ada, tetapi terbatas. Artinya memang pada saat dikirim suplayer itu jumlahnya (gula pasir, Red) tidak sesuai dengan yang kami order,” kata Assistant Manager Chandra Superstore Lampung, Dian Harianto kepada Radarlampung.co.id, Rabu (4/3).
Karena sulitnya memenuhi stok gula tersebut, Chandra Superstore akhirnya memberlakukan pembatasan bagi konsumen yang ingin membeli gula di supermarket tersebut. Yakni dua kilogram per orang per harinya. ”Itu kita lakukan supaya semua konsumen bisa mendapatkan gula,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Dian, pihaknya juga menghindari adanya oknum nakal yang ingin melakukan penimbunan gula. Adapun pembatasan stok gula dari suplayer ini sendiri sudah terjadi sejak akhir Desember 2019 lalu. ”Pembatasan itu mulai akhir Desember 2019, kalau nggak salah waktu isu virus corona mulai muncul,” sambungnya.
Dia juga mengatakan, meski harga gula pasir sudah mulai naik dibeberapa pasar tradisional dan warung-warung, namun Chandra sendiri masih menjual semua gula dengan berbagai merek di harga Rp12.500 per kilogram, sesuai aturan dari pemerintah pusat tentang harga acuan gula pasir.
Hal serupa juga diungkapkan Supervisor Developmet Indomarko Primatama Lampung (Indomaret), Didi Kuswoyo. Menurutnya, Di Indomaret juga stok gula sedang sulit beberapa bulan terakhir ini. \"Tapi kita masih tetap jual Rp12.500 per kilogram, sesuai dengan harga acuan yang ditentukan,” katanya.
Marketing Promotion Alfamart cabang Lampung, Elmy Gifta Valentine mengatakan, Alfamart juga mulai memberlakukan pembatasan bagi konsumen yang ingin membeli gula di Alfamart. Yakni hanya satu kilogram per orang per hari. ”Itu karena stok gula mulai susah, jadi kita batasi supaya semua konsumen bisanl dapat gula,” katanya.
Diketahui, untuk mengatasi kelangkaan gula pasir di Lampung, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung bersama Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung telah melaksanakan Gelar Pangan Murah pada tiga pasar di Bandarlampung dan Metro, 2 dan 3 Maret 2020.
Kegiatan ini dilakukan guna menekan harga gula pasir yang semakin tinggi di pasar tradisional, yakni mencapai Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Selain itu, pihaknya khawatir jika harga gula terus meningkat maka akan memicu adanya inflasi di provinsi Lampung.
Plt. Kasi Distribusi dan Harga Pangan, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Lampung, Ely Nuratni Sari menjelaskan tingginya harga gula dan stok yang mulai menipis, menurut dia, hal itu lantaran adanya masalah di tingkat penggilingan
”Itu karena mereka belum panen dan rata-rata perusahaan gula masih belum giling. Jadi stok yang ada sekarang ini adalah hasil panen yang lalu,” katanya.
Adapun Gelar Pangan Murah tersebut dilakukan di tiga pasar, antara lain pasar Tugu, Tanjungkarang dan pasar Kangkung, Telukbetung (Bandarlampung), serta pasar Kopindo (Kota Metro). Dalam kegiatan tersebut, pihaknya membawa satu ton untuk satu pasar dan membatasi pembelian maksimal dua kilogram per orang. (ega/yud)