Radarlampung.co.id - Impor kopi Vietnam ke Lampung mengakibatkan turunnya harga Kopi lokal. Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, Juprius mengatakan bahwa penurunan harga terjadi sekitar Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogram.
Juprius menjelaskan, di luar negeri harga kopi sendiri sedang anjlok lantaran suplai kopi yang berlebih. Vietnam sendiri menggunakan politik dumping dengan menjual kopi lebih murah di luar negeri, lantaran negata tersebut dapat memproduksi 1,2 juta hingga 1,6 juta ton kopi per tahunnya.
Sementara di dalam negeri, harga kopi lebih tinggi karena suplai kopi dinilai tidak dapat mencukupi kebutuhan konsumsi kopi masyarakat. Adanya impor kopi dari Vietnam, membuat stok kopi di Lampung jadi ikut kebanjiran sehingga mempengaruhi harga kopi Lampung.
\"Otomatis impor kopi tersebut merusak harga kopi Lampung. Bila tida ada kopi impor, kopi kita tetap lebih mahal hargannya,\" katanya kepada Radarlampung.co.id, Kamis (1/8).
Lebih jauh, Juprius mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan audiensi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan DPRD Lampung guna membahas lebih jauh terkait masalah impor kopi tersebut.
\"Waktunya memang belum ditentukan, tapi pak Gubernur dan DPRD provinsi (Lampung, Red) sudah mengundang AEKI untuk audiensi dan membahas ini. Secepatnya kita akan bertemu, sebab permasalahan kopi ini memang harus diperhatikan benar-benar,\" ujarnya.
Sebab jika permasalahan tersebut dibiarkan begitu saja, sambung dia, ada kekhawatiran ini akan mempengaruhi semangat petani untuk tetap menghasil kopi di Lampung dan berujung pada hilangnya kopi khas Lampung.
\"Petani bisa tidak mau tanam kopi lagi. Akhirnya banyak yang beralih, sebab mereka berpikir untuk apalagi tanam kopi kalau harganya anjlok. Ini akibat permainan sekelompok orang tanpa memikirkan nasib petani, maka pemerintah daerah harus melarang kopi impor masuk,\" pungkasnya. (Ega/kyd)