LAMPUNG BARAT, RADARLAMPUNG.CO.ID - Rembuk aksi percepatan penurunan stunting 2023 yang dibuka Wakil Bupati Lampung Barat Mad Hasnurin diharapkan dapat meningkatkan komitmen seluruh elemen.
Kepala Bappeda Lampung Barat Agustanto Basmar mengungkapkan, pada dasarnya rembuk dilakukan sebagai upaya membangun komitmen bersama dalam penanganan dan pencegahan stunting secara terintegrasi.
Hasil rembuk yang berlangsung di Aula Kagungan Sekretariat Pemkab Lampung Barat, Rabu (8/6), diharapkan dapat dilaksanakan tahun depan.
"Berdasar data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGMB) tahun 2020, balita stunting di Lampung Barat 10,97%. Artinya ini masih cukup tinggi," kata Agustanto Basmar. Ke depan, penanganan stunting tersebar pada 12 pekon dan enam kecamatan.
BACA JUGA: Pelantikan Pengprov Percasi, Momen Kembalikan Kejayaan Catur Lampung
Sementara Wakil Bupati Mad Hasnurin mengatakan, awal Agustus 2021 Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan peraturan Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Peraturan tersebut merupakan wujud komitmen pemerintah pusat dalam mendorong target nasional penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024, yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Berdasar hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, tingkat jumlah keseluruhan stunting Provinsi Lampung sebesar 18,54% dan tingkat populasi stunting Kabupaten Lampung Barat sebesar 22,74%," kata Mad Hasnurin.
Ia berharap rembuk tersebut dapat meningkatkan komitmen bersama, dalam percepatan penurunan stunting di Lampung Barat," kata dia. (nop/ais)
Wilayah fokus penanganan stunting
- Pekon Sindang Sari, Kecamatan Sumber Jaya
- Pekon Tribudi Syukur, Kecamatan Kebun Tebu
- Pekon Banding Agung dan Sumber Agung, Kecamatan Suoh
- Pekon Gunung Ratu, Tanjung Sari dan Negeri Jaya, Kecamatan Bandar Negeri Suoh
- Pekon Suka Makmur dan Bumi Agung, Kecamatan Belalau
- Pekon Kota Besi, Sukabumi, dan Sukaraja, Kecamatan Batu Brak