TANGGAMUS, RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Kesehatan (Diskes) Tanggamus menyatakan capaian vaksinasi campak Rubella (MR) anak usia 9 bulan-12 tahun sudah mencapai 74,4 persen, per Selasa (14/6).
Capaian vaksin kejar, meliputi OPV (vaksin polio tetes) IPV (Polio Injeksi) dan DPT-HB-Hib, sasaran anak usia 1-5 tahun baru mencapai 26,1 persen.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Ari Kartika mengatakan, kegiatan dengan sasaran tersebut, masuk dalam program bulan imunisasi anak nasional (BIAN) yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022 untuk menggenjot cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi Covid-19.
"Untuk kegiatan BIAN tahun 2022 ini dimulai 18 Mei hingga 18 Juni. Sasarannya sekolah dan posyandu," kata Ari Sartika mewakili Kepala Diskes Tanggamus Taufik Hidayat.
BACA JUGA: Kenang Putra Sulungnya, Ridwan Kamil Kunjungi Sekolah Eril, Sampaikan Ini ke para Siswa..
Dilanjutkan Ari, untuk target sasaran vaksinasi ada perbedaan antara sasaran dari Diskes Tanggamus dan Kemenkes. Untuk Diskes Tanggamus, sasaran anaknya mencapai 114.016 anak. Sedangkan sasaran dari pusat 130 ribuan anak.
"Kalau sasaran kita, datanya dari pendataan puskesmas. Sedangkan pusat patokannya dari EPPBGM (data gizi) dan data vaksinasi Covid-19 untuk usia anak sekolah. Perbedaan data ini sudah kami sampaikan ke Diskes Lampung. Nantinya dari provinsi diajukan perubahan data sasaran ke Kemenkes," ungkap Ari.
Dijelaskan Ari, perbedaan capaian antara vaksin MR dan IPV (Polio Injeksi) dan DPT-HB-Hib, karena sebagian besar orang tua menolak untuk dilakukan dua kali suntik (injeksi).
"Pemikiran orang tua, untuk dua kali suntik dalam satu hari khawatir berbahaya. Padahal dari sisi medis, untuk dua kali suntik dalam waktu bersamaan itu tidak apa-apa dan aman. Jadi bagi anak yang sudah vaksinasi MR, tapi untuk IPV dan DPT-HB-Hib nya bisa disusulkan. Baik di posyandu maupun puskesmas. Nanti kami adakan sweeping di sekolah. Bagi anak yang belum lengkap imunisasi bisa mendatangi posyandu," terangnya.
BACA JUGA: Berkas Tersangka Mantan Direktur PT KNT Dilimpahkan ke Kejaksaan
Diakui Ari, sepanjang pelaksanaan imunisasi, pihaknya belum mendapat laporan adanya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). KIPI sendiri adalah timbulnya reaksi tubuh atau sakit yang terjadi setelah menerima vaksin. Efek sampingnya bisa berupa gejala ringan hingga yang serius seperti anafilaksis, reaksi alergi.
"Alhamdulillah belum ada laporan dari anak yang mengalami KIPI selama pelaksanaan BIAN ini. Kalau anak mengalami panas, biasanya itu imunisasi DPT dan masih dalam hal wajar. Begitu juga dengan stok vaksin yang aman. Paling sempat terkedala mengenai alat suntik, karena belum dapat kiriman dari pusat. Mengatasinya, kita pakai dulu alat suntikan untuk vaksinasi Covid-19. Nanti begitu stok dating, langsung kita ganti," pungkasnya. (ehl/ral)