MENDENGARKAN musik bisa sedikit mengurangi beban. Memang tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Inipun diakui Liu I-ching 劉義慶 (403–444) dalam karya klasiknya, Shishuo Xinyu (世說新語), “丝竹陶写 (sī zhú táo xiě). Dengan musik, hidup jadi asyik.
Tak hanya itu. Musik tidak mengenal bahasa. Terpenting enak didengar. Semua pasti suka.
Persis seperti yang disampaikan dalam lagu Soimah. Ora ngerti lagune. Ora ngerti syaire. Seng penting aku njoget ae. Ra kenal penyanyine. Ra ngerti penciptane. Sing penting hore rame rame.
FOTO INSTAGRAM @ANGELAJULY--
Begitu berpengaruhnya musik. Filsuf agung Konfusius bahkan menempatkan musik di posisi yang sama tingginya dengan akhlak.
Mereka pemilik sense of music bagus, tak kalah terhormat dengan orang yang baik budi pekertinya.
Dalam kitab Lunyu (论语) diceritakan, Konfusius pernah tidak makan daging tiga bulan. Lantaran ‘terbius’ oleh enaknya musik Negeri Qi –Provinsi Shandong sekarang.
Tak heran jika Angela July mengutip Plato. Musik memberikan jiwa kepada alam semesta, sayap kepada pikiran, daya terbang kepada imajinasi, dan kehidupan kepada segala hal.
FOTO INSTAGRAM @ANGELAJULY--
Music gives a soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination and life to everything.
Angela July. Musisi dengan keahliannya komplet. Sejak kecil sudah belajar bernyanyi dan beragam alat musik.
Perempuan dengan nama Mandarin Lian Anqi 连安琪 ini bisa piano. Bisa suling. Bisa pianika. Bisa biola.
Baru belakangan dia mencoba harpa. Dan langsung jatuh cinta. ”Kayak ketemu jodoh,” kata Angela July.
Angle July bersama suami dan anaknyi merayakan ulang tahun pernikahan. -Instagram @angelajuly-