PESAWARAN, RADARLAMPUNG.CO.ID - Kepala SMPN 2 Pesawaran Ria Afrida menyatakan ada miskomunikasi antara panitia PPDB SMPN 25 dengan pihak sekolahnya.
Ini terkait dugaan diambilnya kuota calon siswa di SMPN 25 Pesawaran yang menyebabkan berkurangnya rombongan belajar di sekolah itu.
"Kalau setahu saya, hanya masalah komunikasi saja. Bukan seperti itu duduk persoalannya," kata Ria Afrida, Rabu 6 Juli 2022.
Menurut Ria Afrida, ada empat jalur dalam PPDB melalui aplikasi. Rinciannya, jalur zonasi sekitar 65 persen, afirmasi 20 persen, prestasi 10 persen dan perpindahan atau mutasi sebesar 5 persen.
BACA JUGA: Tolong Pak! PPDB SMPN 25 Pesawaran ‘Disabotase’
"Miss komunikasinya, kurang pahamnya wali murid dalam mekanisme PPDB,” sebut Ria Afrida.
Ria meneruskan, orang tua beranggapan jalur zonasi positif diterima. Sementara kuota yang tersedia hanya 65 persen.
”Yang mendaftar di sekolah kita lebih dari 65 persen. Nah, otomatis ada penyaringan di aplikasi," urainya.
Karena itu, saat sudah melebihi kuota 65 persen, otomatis pada saat verifikasi tidak diterima.
BACA JUGA: Dugaan Kuota PPDB SMP Beralih, Ini Kata Kepala Disdikbud Pesawaran
Pada bagian lain, sejumlah siswa yang zonanya berada di SMPN 25 Pesawaran, mendaftar ke SMPN 2 melalui jalur prestasi, afirmasi dan mutasi.
"Miss komunikasinya di situ. Mereka (panitia PPDB SMPN 25, Red) berfikir, mengapa siswa yang zonasi sana bisa masuk ke kita. Karena yang zonasi di SMPN 25 mengambil tiga jalur tadi,” kata dia.
Meski begitu, Ria menyatakan tidak semua calon siswa warga Gebang dan Sidodadi. ”Ada juga warga Hanura. Persentasenya lebih banyak,” sebut dia.
Diketahui, panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMPN 25 Pesawaran berharap ada solusi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
BACA JUGA: Ombudsman Lampung Terima Lima Laporan Soal PPDB