Hilman menyatakan, ketika tiba di Indonesia, tidak semua embarkasi melakukan tes antigen terhadap jemaah haji.
Meski begitu, ada edaran dari Kementerian Kesehatan, bahwa jemaah haji yang sudah sampai ke Indonesia dapat mengontrol kesehatan dirinya.
Memang tidak ada karantina. Namun selama 21 hari jemaah haji tetap dapat memantau perkembangan kesehatannya sendiri.
“Bila ada gejala-gejala, langsung bisa ke tenaga kesehatan,” sebut dia.
BACA JUGA: Alhamdulillah, 392 Jamaah Haji Provinsi Lampung asal Bandar Lampung telah Kembali
Jika melihat pola interaksi jemaah Indonesia selama di Arab Saudi, ini juga menjadi bagian dari partisipasi menjaga kesehatan.
Para jemaah haji berkumpul hanya dengan sesama jemaah. Jarang berinteraksi secara langsung dengan komunitas lain.
Ketika naik bus maupun beribadah, mereka juga bergerak bersama kelompok. Selama di hotel juga relatif membatasi diri untuk berinteraksi dengan jemaah lain.
“Ini yang mungkin, meski tidak kita desainkan bubble system, tapi seperti bubble system. Yang jelas, dari situlah kehati-hatian tetapi perlu kita tetap tegakkan,” tegasnya.
BACA JUGA: Alhamdulillah, 2.705 Jemaah Haji Tiba di Tanah Air, Kemenag Pastikan tak Ada Karantina
Dilanjutkan, negara lain yang mengirimkan jemaah haji juga menerapkan sistem dan protokol kesehatan sama. (*)