RADARLAMPUNG.CO.ID - Harga singkong yang sempat melambung hingga Rp 1.350 per kilogram di Way Kanan kini mulai merosot tajam hingga menjadi Rp 875 per kilogram.
Hal itu menyebabkan kekecewaan besar di benak petani karena saat ini justru harga kebutuhan pokok beranjak naik.
"Harga Singkong saat ini sudah jauh turun dari sebelumnya, akan tetapi kami hanya bisa pasrah dan mengharapkan pemerintah bisa memperjuangkan kenaikan harga Singkong agar bisa stabil," ucap Ujar Ahmad, salah satu petani Singkong Bandar Dalam, Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan.
"Jangan hanya harga BBM yang naik, agar hidup kami tidak bertambah susah," sambung Ahmad.
BACA JUGA:Kejagung Jelaskan Dakwaan Ferdy Sambo Cs Sudah Disusun Lengkap
Senada, disampaikan oleh Andre, petani singkong Kampung Pulau Batu, Negeri Agung.
Bahkan menurut Andre, saat ini bukan hanya petani singkong yang mulai resah melainkan petani karet pun ikut resah karena harga karet sudah sejak pekan lalu terus tiurun hingga mencapai harga Rp 4.000 per kg di tangan pengumpul.
“Dulu seiingat saya dibuatnya pabrik karet Mardek Siger Way Kanan itu dengan tujuan untuk mensejahterakan petani karet dengan membeli harga bagus. Akan tetapi nyatanya harga karet terus turun, bahkan pabrik tersebut sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, sementara harga kebutuhan pokok terus merangkak naik. Bahkan harga sembako juga ikut naik, seiring dengan kenaikan harga BBM,” tegas Andre.
Terpisah, Antoni, salah satu pengumpul Karet dari Bumi Baru menyatakan mereka sebagai pengusaha pendongkrak ekonomi petani karet dan singkong tidak dapat menentukan harga. Melainkan hanya bisa menyesuaikan dengan harga jual di pabriknya.
BACA JUGA:Brigadir Richard: Mohon Maaf Bang Yos
"Jika harga di pabrik turun, mau tidak mau kami juga harus menurunkannya. Siapa berani mengambil harga lebih mahal, sementara kami jual murah,” ujar Anton.
Keluhan petani dan pengumpul karet dan singkong tersebut memang sudah lama menjadi obrolan di pinggir jalan di Way Kanan, baik antar petani, pengumpul karet, dan ataupun petani singkong.
Di mana, baik petani atau pun pengumpul sama-sama mengeluh karena sama-sama merugi. Sedangkan pengeluaran semakin meningkat seiring makin tingginya harga kebutuhan pokok.
Sayangnya, Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Way Kanan Kiki Kristianto hingga berita ini ditulis belum dapat dikonfirmasi. Menurut pegawainya, yang bersangkutan sedang dinas luar ke Provinsi. (*)