RADARLAMPUNG.CO.ID – Sejarah Yunani kuno memang tak pernah bisa lepas dari sorotan para pembaca yang menyukai kisah-kisah yang memiliki banyak fakta menarik di dalamnya.
Salah satu kegilaan yang ada dalam sejarah masyarakat Yunani kuno adalah fanatik akan keringat dari atlet pujaan mereka.
Demikian dilansir Radarlampung.co.id dari laman informasi History Collection pada Jumat, 16 Desember 2022.
Kegilaan yang fanatik akan keringat atlet pujaan di kalangan orang Yunani kun rupanya menjadi hal yang biasa pada masa itu.
BACA JUGA:Viral, 4 Rekomendasi Fruit Sando di Lampung dengan Berbagai Rasa dan Harga Terjangkau
Sebenarnya bagi orang zaman sekarang pun, menyanjung atlet pujaan masih menjadi hal yang biasa. Namun bagi orang Yunani kuno, hal itu tidak wajar karena mereka menjadkan keringat atlet pujaannya sebagai hal yang dikonsumsi.
Orang Yunani kuno percaya bahwa keringat para atlet pujaan mereka memiliki khasiat obat untuk menyembuhkan penyakit.
Tidak berhenti sampai situ, para penggemar atlet di zaman Yunani kuno juga rupanya mengumpulkan minyak yang digunakan oleh para atlet pujaan mereka.
Dalam pengumpulan minyak yang digunakan para atlet pujaan mereka, biasanya akan dilakukan setelah atlet tersebut berlatih dan terdapat pekerja yang akan berkeliling untuk mengikis minyak dan kotoran kulit atlet.
BACA JUGA:Minuman Kopi Enak di Bandar Lampung yang Bisa Dipesan Secara Online
Setelah minyak dan kotoran kulit atlet tersebut terkumpul, mereka akan mengemasnya ke dalam botol kemudian menjualnya.
Orang Yunani kuno pada zaman itu percaya bahwa mitosnya, minyak dan kotoran dari hasil keringat dari latihan para atlet Yunani mampu dipasarkan sebagai obat untuk semua penyakit dan rasa nyeri yang dirasakan ketika selesai melakukan pekerjaan berat.
Bagi masyarakat di zaman modern seperti saat ini, hal itu pasti akan terdengar tidak masuk akal. Namun pada fakta yang dituliskan dalam sejarah, botol-botol yang berisi keringan atlet tersebut sangatlah laris apalagi setelah pertandingan.
Bukan hanya penggemarnya, bagi para atlet yang turut menjual minyak dan kotoran keringat mereka justru menjadi pemasukan keuangan yang cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan mereka. (*)