RADARLAMPUNG.CO.ID - Sebanyak 92 orang dokter muda diambil sumpahnya pada pelaksanaan sumpah dokter Universitas Malahayati ke-63 di Gedung Graha Bintang, Selasa, 10 Januari 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor Mahahayati Dr. Achmad Farich, Dekan FK dr Toni Prasetia Sp.PD, Kaprodi Profesi dr. Ibnu Sp. N, IDI Bandarlampung diwakili dr. Aila Karius, Ketuan Konsil Pembinaan Kedokteran dr. Dollar Sp.KKLP. SH.MH.MM dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Dekan FK Universitas Malahayati dr Toni Prasetia mengucapkan selamat kepada orang tua dan para dokter baru.
"Kita sudah mengalami masa-masa yang berat dalam covid 19 utamanya dalam pembelajaran praktek, tapi terus kita lakukan jadi dokter benar-benar bersiap dalam keadaan apapun maju terdepan. kita menggunakan tameng menghadapi langsung penyakit serta mendapatkan resiko tumbang itu adalah kelebihan kita dalam keadaan apapun selalu dibutuhkan," katanya.
Kata dr. Toni sebagai dokter baru akan lebih banyak tantangan kedepan mala potensi yang dimiliki harus lebih banyak lagi.
"Kekurangan jumlah dokter masih kurang dibandingkan dengan jurnal penduduk, jadi perlu program cepat agar kekurangan dokter ini bisa tercapai. Pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas dokter untuk cepat lulus, peningkatan pelayanan kesehatan yang bakal dipenuhi oleh pemerintah," ujar Toni.
"Jadi semua ini kita manfaatkan, yang ingin melanjut sekolah cepat karena daya tampung banyak. Satu catatan harus mengejar jenjang lebih baik setifikat keahlian dan lainya, tapi jangan lebih dari itu. kami titip ke IDI karena mereka masih muda belum ada pengalaman. Insya Allah ini akan menjadi hari yang baik dan membawa keberkahan untuk kita semua," tambahnya.
Sementara, Rektor malahayati Dr. Achmad Farich mengatakan jika Indonesia saat ini posisi ke 3 di Asean setelah Laos posisi terendah kekurangan dokter.
"Tingkat kesakitan tinggi, tantangan kedepan yang akan dihadapi lebih berat kedeapn anda dituntut untuk tanggung jawab, dimana belum jelas tantangan seperti apa yang akan dihadapi, banyaknya keluhan dari masyarakat karena masyarakat menganggap malaikat yang bisa menyembuhkan orang. maka kemampuan dokter terutama dokter umum untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, utamnya faktor komunikasi dimasyarakat menjadi tuntutan yang lebih tinggi," tandasnya. (*)