RADARLAMPUNG.CO.ID - Tiga daerah di Pulau Sumatera diprediksi berpotensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada Februari 2023.
Untuk itu Menkopolhukam Mahfud MD meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan atas potensi peningkatan tahun 2023.
Mahfud MD dengan tegas meminta semua pihak untuk selalu intensif, kontinyu, dan konsisten melakukan upaya pengendaliam karhutla.
Sebab, kata Mahfud MD, dari predikai BMKG tahun 2023 iklim akan lebih kering dibanding tahun 2022 lalu.
BACA JUGA:Pencuri dan Penadah Laptop Ditangkap
Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah tiga tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga ditahun ini berpotensi terjadi peningkatan Karhutla.
Dirinya pun meminta kementerian hingga pemerintah daerah saling bersinergi dan membantu guna antisipadi dan menghadapi potensi karhutla di 2023.
"Segera selesaikan hambatan dan kendala yang dapat mengganggu jalannya penanggulangan karhutla, jangan biarkan hal-hal teknis menghambat kinerja kita," ungkapnya.
Menteri LHK Siti Nurbaya pada kesempatan yang sama mengungkapkan, berdasarkan data pemantauan hotspot atau titik panas tahun 2023.
BACA JUGA:Cinta Berujung Penjara, Begini Kisahnya
Jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 itu ada 31 titik. Jumlah tersebut naik 29% dari periode yang sama pada tahun lalu.
Untuk itu, sesuai arahan Menkopolhukan, semua pihak terkait agar berhati-hati.
Karena catatan dari BMKG bahwa di tahun 2023 akan mengalami anomali iklim, dimana curah hujannya menipis yang bisa jadi lebih panas di bulan Mei dan Juni nanti.
Siti menuturkan bahwa oprasi pencegahan Karhutla akan dimulai pada awal Maret 2023 mendatang dengan diawali operasi modifikaai cuaca.
BACA JUGA:Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, BRI Optimistis Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan