RADARLAMPUNG.CO.ID - Stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara(Lampura) di klaim aman selama ramadan dan lebaran Idul Fitri tahun 2023.
Asisten Manager Administrasi dan Keuangan Bulog Kotabumi, Dede Ferdian mewakili kepala, Dadan Irawan, Kamis, 16 Maret 2023, mengatakan persediaan stok beras selama bulan suci umat Islam disana aman.
Hal itu, merujuk pada data kantor urusan logistik disana mencapai publik service obligation (pso) 1.107.830 kg atau 1.107,830 ton yang berada di Gudang Bulog setempat. Hingga dirasa cukup 1 - 2 bulan kedepan, khususny di moment ramadan dan Idul Fitri.
"Insyallah aman bang sampai dengan ramadan dan lebaran, Idul Fitri tahun ini," kata Dede sekaligus menjawab kekhawatiran warga akan ketersediaan beras jelang dan selama ramadan tahun ini.
BACA JUGA:Pilkades Serentak Bisa Pakai Anggaran DD
Untuk harga sendiri, menurutnya sesuai ketetapan pemerintah (HPP) beras kualitas medium disana Rp 9.450/kg ditingkat konsumen. Sementara itu, untuk penjualan ditingkat agen dijual dengan harga Rp 8.300/kg.
"Itu HET ya, yang dijual kepada masyarakat. Nah, kemarin kita telah melaksanakan op dengan menggandeng pemerintah daerah di daerah Sungkai Selatan dan Kotabumi Utara, dengan harga Rp 8.800/kg," terangnya.
Yang menghabiskan lebih dari 8 ton, lanjutnya. Dengan harga yang telah disubsidi pemerintah. "Insyallah kedepan kita akan ada rencana penyaluran bantuan Pangan Beras dengan menggunakan Cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2023 sebagaimana hasil rapat yang dipimpin oleh presiden RI pada tanggal 2 Maret 2023 lalu," tambahnya.
Rencananya pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras itu kepada 21.353 juta keluarga di seluruh Indonesia, lanjutnya. Menyoal serapan beras di wilayah Lampura, sepanjang tahun 2022 telah mencapai 779.000 kg atau 779 ton beras dari petani. Hal itu mirip dengan data hasil produksi pertanian, diakibatkan tidak adanya panen raya karena berbagai faktor disana.
BACA JUGA:Aksinya Dipergoki Pemilik Rumah, IRT Ini Pukul Kepala Korban Menggunakan Sepotong Kayu
"Memang banyak penyebabnya, salah satunya masalah minimnya air karena asupan Way Rarem kurang akibat perbaikkan. Sehingga kita juga minim menyerap dibawah, apalagi harga dilapang telah diatas harga pembelian Bulog dari pemerintah sesuai ketentuan," pungkasnya. (*)