Hal itu membuat seisi pesawat menjadi geger karena ada penumpang gelap.
Nasib baik, ada calon jemaah haji yang mengenal Choirun, yaitu Harto dan Yazid. Ke duanya berusaha meyakinkan penumpang pesawat bila Choirun memang benar benar ingin naik haji tapi tidak punya uang.
Akhirnya, kenekatan Choirun mendapat simpati dari rombongan calon jemaah haji. Bahkan mereka siap membantu biaya perjalanan ibadah haji Choirun.
BACA JUGA:Dinas Pendidikan Metro Diminta untuk Inventaris Sarana dan Prasarana
Namun niat baik, rombongan calon jemaah haji tidak dapat terwujud karena peraturan. Akhirnya, Choirun diputuskan harus dipulangkan ke Indonesia setelah sampai di Bandara King Abdul Aziz.
Setelah itu, Choiron dipulangkan ke Tanah Air. Kendati batal menuaikan ibadah haji, di kampung halamannya, Choirun tetap dipanggil haji dan terkenal dengan sebutan haji nunut.
Kenekatan Choirun mengundang simpati banyak pihak. Ada diantaranya yang menawarkan Choirun untuk membiayai haji.
Niat Choirun berangkat haji akhirnya terwujud, tahun 1994 berkat bantuan Bos Media Jawa Pos Dahlan Iskan.
BACA JUGA:14 Ruas Jalan Prioritas Mulai Diperbaiki
Sebutan Kaji Nunut semakin melekat sebagai panggilan Choirun.
Choirun kembali naik haji gratis pada tahun 2005. Kendati, sudah 2 kali naik haji, Choirun tetap dipanggil Kaji Nunut. (*)