
Penafsiran ayat-ayat dalam kitab suci juga dilakukan hanya berdasar keinginan penganut ajaran ini.
Ken Setiawan menyebutkan, ajaran Isa Bugis ini berupaya mengilmiahkan agama dan kekuasan.
Kemudian menyatakan penolakan terhadap hal-hal yang tidak masuk akal mereka.
BACA JUGA: Wapres Minta Pembahasan Serius Soal Salam Yahudi di Ponpes Al Zaytun
Aliran Isa Bugis tersebut diketahui banyak diikuti oleh kaum intelektual yang memiliki kecenderungan lebih menggunakan akal dan pikiran mereka.
Karena itu, tidak heran kalau ritual ibadah di Pondok Pesantren Al Zaytun cenderung tidak biasa. Bahkan berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya.
Sementara ajaran Lembaga Kerasulan, memiliki faham bahwa rasul diutus hingga hari kiamat.
Pengikut ajaran ini juga meyakini bahwa rasul merupakan individu.
BACA JUGA: MUI Bentuk Tim Gabungan, Teliti Soal Salam Yahudi di Ponpes Al Zaytun
Karena itu, sebagai individu mesti ditunjang oleh lembaga yang mengatur semua urusan dan persoalan.
"Manusia yang menjabat rasul boleh meninggal, tapi jabatan rasul tetap ada sampai kiamat," kata Ken Setiawan.
Tidak hanya menafsirkan nabi dan rasul belum ditutup dan bakal ada sampai hari kiamat.
Ken Setiawan memaparkan bahwa ajaran lembaga kerasulan ini juga mengharuskan anggotanya bai’at dan menaati imam.
BACA JUGA: Salam yang Diucapkan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ternyata Lagu Ritual Yahudi
Di mana, dosa bisa ditebus dengan sejumlah uang yang sudah ditentukan besarannya kepada imam.
Besar kecilnya uang tebusan tersebut bergantung dari dosa yang sudah dilakukan pengikut aliran tersebut.