Dalam proses rekrutmen NII tersebut, biasanya orang yang bakal diajak bergabung akan dibawa ke tempat yang santai. Misalnya taman.
Dari sini, yang bersangkutan diajak ke rumah perekrut.
Saat itulah, digambarkan akar batang buah sebagai doktrin pertama. Bahwa jika ingin mencapai surga, jadilah seperti pohon yang baik.
Hal ini juga dikomparasi dengan masuk Islam secara kaffah. Jangan setengah-setengah.
BACA JUGA: Viral Wanita Berbaju Putih Disebut Beri Khutbah, Terkait Ponpes Al Zaytun? Cek Faktanya
”Orang islam harus tinggal di negara islam dan menggunakan hukum islam,” kata dia.
Dalam proses rekrutmen ini, satu orang biasanya dihadapi oleh lima perekrut. Diawali dengan pembicaraan terkait sesuatu yang disukai calon sasaran.
”Ada istilah dangdutan. Satu bertanya satu menjawab. Akhirnya, hoaks yang diulang terus menerus sehingga menjadi kebenaran,” tegas Ken.
Lelaki berambut gondrong ini menuturkan, dari by data, ada sekitar 250 ribu jemaah dari gerakan teritorial maupun fungsional.
BACA JUGA: Viral, Biaya Pendaftaran dan Pendidikan Pondok Pesantren Al Zaytun, Ada Keharusan Menggunakan Dolar
Gerakan teritorial yang sudah memiliki struktur negara. Mulai dari RT, RT, lurah, camat, bupati, gubernur sampai presiden.
Sementara gerakan fungsional berkedok lembaga pendidikan, pondok pesantren.
”Adanya namanya santri, ada namanya eksponen. Sebanyak 80 persen (santri Zaytun) adalah semua orang tuanya NII. Sisanya korban promosi Al Zaytun,”papar Ken Setiawan.
Karena itu, ketika ada penelitian dari manapun, tidak akan menemukan apa-apa.
BACA JUGA: Kacau! Panji Gumilang Bakal Terima Santri Kristen dan Bangun Gereja di Ponpes Al Zaytun
Sebab semua dilarang untuk membicarakan dan membawa data NII.