Keberkahan dapat ditemukan dalam rezeki yang halal, diperoleh dengan cara yang baik, dan digunakan untuk kebaikan.
Memanfaatkan rejeki dengan cara yang benar dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain adalah penting dalam Islam.
BACA JUGA:Prediksi Skor Newcastle United vs Leicester City di Liga Inggris: Preview Tim, Head to Head, dan Line-up4. Tawakal kepada Allah
Sementara upaya dan kerja keras diperlukan dalam mencari rejeki, seorang Muslim juga diajarkan untuk memiliki tawakal, yaitu kepercayaan sepenuhnya pada kehendak Allah.
Ini berarti bahwa meskipun kita berusaha, akhirnya hasil dan pemberian rejeki adalah hak prerogatif Allah.
Oleh karena itu, berserah diri dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya adalah sikap yang dianjurkan dalam memahami rejeki.
5. Kebebasan dari hasad (iri hati)
Islam menekankan pentingnya menjauhi hasad, yaitu perasaan iri terhadap rejeki orang lain.
BACA JUGA:Reihana Diklarifikasi KPK Berbarengan dengan Sekda Riau
Menghargai dan berbahagia dengan rejeki orang lain adalah sikap yang dianjurkan dalam Islam.
Menghentikan perbandingan dan iri hati terhadap rejeki orang lain membantu seseorang untuk bersyukur dengan rejeki yang diberikan oleh Allah.
Namun, memahami rejeki dalam Islam melibatkan pengakuan bahwa Allah adalah sumber rejeki dan bahwa rejeki bukan hanya tentang materi, tetapi juga melibatkan berkah, keadilan, dan pengabdian kepada Allah dan sesama manusia.
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pemahaman rejeki dalam Islam:
BACA JUGA:Ayam Suwir Pedas Bumbu Bali Andalan Menu Hajatan, Cara Buat di Rumah Gampang Banget Loh!
1. Pemberian Allah: Rejeki dipandang sebagai pemberian langsung dari Allah SWT.
Allah adalah sumber utama dari segala rejeki yang ada di dunia ini. Allah menentukan, mengatur, dan mendistribusikan rejeki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.