Ujian yang datang kepada Nabi Ayub bahkan dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Sad ayat 41 sampai dengan 44.
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika dia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan,” (Q.S Sad ayat 41).
“(Allah berfirman): “Hentakanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum,” (Q.S Sad ayat 42).
BACA JUGA: Ini Planet Terpanas di Antariksa, Panasnya Bisa Hancurkan Manusia
“Dan Kami anugerahkan kepadanya (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya. Dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berfikir,” (Q.S Sad ayat 43).
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya),” (Q.S Sad ayat 44).
Nabi Ayub diberikan ujian berupa diambilnya seluruh apa-apa saja nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
Seluruh hartanya diambil kembali oleh Allah dan ditimpakan kepadanya penyakit kulit di sekujur tubuhnya.
BACA JUGA: Rasulullah Rekomendasikan Negeri Ini, Agar Umatnya Terhindar dari Fitnah Dajjal di Hari Kiamat
Dalam tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa tidak ada satu pori-pori pun dari tubuh Nabi Ayub.
Yang mana bagian tubuhnya itu tak ada yang selamat dari penyakit kusta (judzam), sehingga mengangkat nikmat parasnya yang semula rupawan.
Karena penyakit yang dideritanya, tubuh Nabi Ayub yang semula sehat, segar, dan bugar justru melemah.
Bahkan beliau sampai dikisahkan tidak sanggup berjalan sendiri hanya sekedar membuang hajat ke kamar mandi.
BACA JUGA: Mengulik Akulturasi Budaya Bali dan Islam di Desa Pegayaman
Selain kenikmatan harta yang diambil kembali oleh Allah, keturunannya pun turut diambil oleh-Nya, semua putra dan putrinya meninggal dunia.
Karena telah jatuh miskin ditambah lagi kondisi penyakitnya yang dianggap menjijikan.