Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah Berbeda, Begini Penjelasannya

Sabtu 24-06-2023,13:43 WIB
Reporter : Muhammad Zainal Arifin
Editor : Ari Suryanto

Pemerintah Indonesia menggunakan metode hisab (pengamatan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan hilal secara langsung) dalam menentukan awal bulan Dzulhijjah dan tanggal pelaksanaan Idul Adha. 

Pemerintah biasanya melibatkan Badan Hisab Rukyat Indonesia (BHRI) untuk mengumpulkan informasi dari para ahli astronomi dan ulama terkait pengamatan hilal.

Sementara itu, Muhammadiyah memiliki pendekatan yang sedikit berbeda. 

Muhammadiyah cenderung mengandalkan perhitungan astronomi dan ilmu hisab matematika untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah. 

BACA JUGA:Mengenal Batu Kalimaya, Mulai Dari Serajah Hingga Khasiat yang Dimiliki

Metode ini didasarkan pada perhitungan matematis terkait pergerakan matahari dan bulan.

Perbedaan ini dalam penetapan tanggal Idul Adha antara pemerintah dan Muhammadiyah dapat terjadi karena pendekatan yang berbeda dalam menentukan awal bulan Dzulhijjah. 

Beberapa organisasi Islam di Indonesia juga mengikuti pendekatan yang berbeda dalam penetapan tanggal Idul Adha, seperti Nahdlatul Ulama (NU) yang juga memiliki metode tersendiri.

Penting untuk dicatat bahwa perbedaan ini merupakan perbedaan dalam metode dan pendekatan teknis dalam menentukan tanggal Idul Adha, dan tidak merujuk pada perbedaan mendasar dalam pengertian dan makna Idul Adha itu sendiri. 

BACA JUGA:Kode Promo Grab Lampung Weekend, Sabtu, 24 Juni 2023, Pakai Diskon Liburan Di GrabFood

Idul Adha tetap merupakan salah satu hari raya Islam yang penting yang dirayakan untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan sebagai bagian dari rukun Islam.

Demikian sedikit penjelasan perbedaan Idul Adha 1444 H pemerintah dan Muhamadiyah pada tahun 2023. (*)

Kategori :