Siapa yang akan mengira di pelosok gurun pasir yang panas, ternyata di dalamnya terdapat unsur-unsur keindahan yang patut dikagumi.
Namun ternyata Dihyah Al Kalbi menyadari akan satu hal, bahwa nilai seorang muslim bukan pada penampilan fisik semata.
Nilai dari seorang muslim justru dilihat dari keteguhan hati dan ketaqwaannya.
Sebab tanpa kedua hal itu, umat manusia tidak jadi bernilai di hadapan Rabb-nya.
BACA JUGA: Lampung Jadi Surga Penghasil Batu Akik Terbaik di Indonesia, Ini Jenis yang Banyak Diburu Kolektor
Menurut Dihyah Al Kalbi, standar kualitas muslim yang sebenarnya mengukur seseorang bukan dari apa yang ia lakukan.
Hal itulah yang membuat Dihyah Al Kalbi memilih untuk berusaha meraih kesempurnaan amal.
Disamping dirinya telah dianugerahkan untuk memiliki kesempurnaan fisik.
Dihyah Al Kalbi pertama kali masuk Islam sejak tahun pertama Rasulullah hijrah ke Madinah.
BACA JUGA: Mengenal Black Hole, Misteri Fenomena Luar Angkasa yang Belum Terpecahkan
Namun dari catatan lain, para ahli sejarah menuliskan bahwa ia telah bersyahadat sebelum peristiwa Perang Badar tahun 2 Hijriyah.
Hanya saja Dihyah Al Kalbi tidak ikut serta dalam Perang Badar yang saat itu terjadi.
Dihyah Al Kalbi baru terjun pada Perang Uhud, dalam peristiwa itulah dia ikut memanggul beratnya perang.
Dia ikut serta memanggul beratnya perjuangan mempertahankan kota Madinah dari serangan kafir Quraisy.
BACA JUGA: Mengenal Komet Halley, Bintang Jatuh Misterius yang Berdampak Besar Dalam Sejarah
Setelah ikut andil dalam perang, Dihyah Al Kalbi tidak mau absen dalam kancah jihad.