Selain berhati dermawan, Asma dipuji karena pengetahuannya yang luas tentang Al Quran dan Hadits.
Asma dihormati para penduduk karena kebijaksanaannya dan keberanian yang begitu setia terhadap islam.
Kesetiaaan Asma telah dibuktikan selama pertempuran perang uhud.
Selama perang, Asma selalu merawat prajurit yang terluka.
BACA JUGA: Kisah Nabi Syu’aib dan Kaum Penyembah Pohon
Juga selalu menyemangati para prajurit muslim dengan menunjukkan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan.
Perannya begitu penting dalam menasihati dan mendukung prajurit islam yang sedang berperang melawan kaum Quraisy.
Sepeninggal suaminya, Asma kemudian menikah lagi.
Suami keduanya adalah Abu Bakar bin Abi Quhafa yang kemudian menjadi khalifah Islam pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad.
BACA JUGA: Mengenal Agama Majusi Sebagai Aliran Tertua di Dunia
Abu Bakar adalah sahabat dekat Nabi dan memainkan peran penting dalam perkembangan awal komunitas Muslim.
Bersama dengan kepimpinan Abu Bakar, pasukan islam semakin kuat dan tentu peran Asma sangat membantu.
Sebagai sosok yang dermawan, kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak Muslim.
Khususnya wanita, sebagai contoh akan keimanan, kekuatan, dan keteguhan hati.
BACA JUGA: Jangan Sampai Salah! Ini Perbedaan Rumah Jew dan Tsyem Suku Asmat Papua
Asma binti Umais juga mendapat kehormatan untuk menikah dengan dua sahabat terkemuka Nabi Muhammad lainnya setelah kematian Abu Bakar as-Siddiq, khalifah pertama Islam.