Menurut perkiraan bangunan ini terdiri sekitar abad ke-13 dan 14 memiliki tinggi 16,1 m akhir-akhir seluruh bagian terbuat dari batu bata merah bagian dalam yang merupakan lorong yang membentang dari Barat ke Timur.
Mistisnya, terdapat larangan bagi wisatawan untuk naik ke bangunan utamanya ada budaya kepercayaan menarik terkait larangan ini konon seorang pejabat tidak diperkenankan untuk melewati gapura ini
Agar terhindar dari malapetaka wisata Mojokerto ini dibuka setiap hari mulai dari jam setengah delapan pagi Hingga jam 3.30 sore dengan harga tiket yang sangat terjangkau.
11. Petirtaan Candi Jolotundo
Petirtaan Candi Jolotundo merupakan situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan sumber mata airnya terletak di desa seloliman Trawas Kabupaten Mojokerto.
Tepatnya terletak di lereng gunung bekal yaitu salah satu puncak gunung pananggungan.
Menurut sejarahnya petirtaan ini merupakan kolom cinta yang dibangun oleh Udayana raja Bali yang menikah dengan Putri gunapriya Dharma dari Jawa.
Dari perkawinan tersebut, lahirlah Erlangga pada 991 masehi lalu pada tahun 10 masehi raja Udayana membangun kolam ini sesuai dengan angka yang tertera di dinding kolam yang disiapkan untuk menyambut kelahiran Putra Airlangga.
Petirtaan Jolotundo memiliki panjang 16,8 15 m lebar 13,5 dua meter dan kedalaman 5,20 m dengan material utama dari batu andesit sumber mata air tersebut konon tidak pernah habis.
Walaupun musim kemarau sekalipun masyarakat setempat mempercayai bahwa sumber air pada petirtaan Jolotundo berkhasiat dapat membuat awet muda.
Selain itu karena memiliki kandungan mineral yang tinggi membuat air dalam kolam Jolotundo dinyatakan sebagai air terbaik di dunia setelah Zamzam.
Candi Jolotundo merupakan destinasi wisata religi dan budaya yang cukup populer di Mojokerto dibuka setiap hari selama 24 jam dengan harga tiket yang sangat terjangkau
12. Museum Trowulan
Museum yang terletak di kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto adalah salah satu lokasi bersejarah indie Indonesia yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi di sekitar Trowulan dikelola oleh Balai pelestarian dan peninggalan purbakala Jawa Timur.
Museum Trowulan memiliki beberapa koleksi yang didominasi oleh benda cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit berdasarkan bahannya koleksi di museum ini dibagi menjadi beberapa kelompok.
Seperti koleksi tanah liat, koleksi keramik, koleksi logam dan koleksi batu ada aturan ketat yang ditetapkan pihak museum kepada para pengunjung pengunjung dilarang untuk memfoto benda-benda bersejarah.