Dalam perintahnya, pasukan harus membawa sasaran dan kembali ke Lubang Buaya sebelum pukul 06.00 pagi.
Faktanya, G 30 S hancur dalam hitungan jam saja setelah aksi pengambilan paksa para jenderal berujung petaka.
BACA JUGA:Cara Dapatkan Merchandise CAPLANG di Hotel Santika Bandung, Lengkap Dengan Syarat dan Ketentuan
Sekelompok pasukan dari Batalyon 454 Raiders Diponegoro yang datang dari daerah Monumen Nasional atau Monas sempat berusaha masuk Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Namun upaya ini berhasil dihalau.
Pasukan yang terdampar di luar Halim itu dipimpin Kapten Inf Koentjoro Wakil Komandan Batalyon 454.
Sekelompok tentara itulah yang sempat bentrok dengan RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo yang kala itu mendapat tugas dari Soeharto mengejar kekuatan militer G 30 S.
Ketika mengetahui keadaan berbalik, divisi Ampera bubar jalan seiring dengan Letkol Untung serta pimpinan gerakan lainnya melarikan diri.
Selebihnya, epilog G 30 S sejak 2 Oktober 1965 malam menjadi episode pengejaran dan penangkapan para tokoh yang terlibat di dalamnya. (*)