Atau tepatnya sekitar tahun 1830-an, baru muncul model Kebaya Janggan ini.
Untuk modelnya sendiri mengadopsi dari seragam militer Eropa pada masa itu.
Hal tersebut dapat terlihat jelas pada bentuk kerahnya yang tinggi dan tidak menutup.
BACA JUGA: Hilangkan Perut Buncit Wanita Lewat 5 Metode Alami dan Sehat Tanpa Diet Ketat
Menariknya, Kebaya Janggan memiliki makna mendalam sebagai interpretasi ketegasan dan kesederhanaan.
Selain karena modelnya, makna tersbeut juga disebabkan warna dari bahan kebaya yang selalu gelap, khususnya warna hitam.
Pada zaman akhir Perang Diponegoro, Kebaya Janggan ini popular dipakai oleh kaum Perempuan keratin ketika bepergian.
Bahkan istri dari Pangeran Diponegoro, Ratna Ningsih pun mengenakannya ketika mendampingi sang suami saat berjuang melawan kolonial Belanda.
BACA JUGA: Ampuh Banget! Ini 5 Cara Menghilangkan Ketombe Menggunakan Bahan Alami
Dewasa ini pakaian tersebut sudah menjadi salah satu seragam dari para abdi dalem Perempuan keraton.
Untuk abdi dalem keraton sendiri, warna kain yang digunakan harus warna hitam.
Kemudian untuk memperindahnya boleh menggunakan motif kembang batu atau bisa juga hanya polos tanpa motif.
Namun jika bermotif maka tidak diperkenankan untuk kebaya yang berbahan bokat.
Demikian pembahasan tadi berkaitan dengan fakta-fakta menarik sekaligus mengejutkan yang ada pada serial Gadis Kretek. (*)