Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Sultan , setelah melalui rapat serta saran-saran dari para Adipati ataupun para pembesar kerajaan.
Akhirnya, Kerajaan Mataram menyatakan perang terhadap Belanda di Batavia pimpinan perang pun diputuskan dan diputuskan juga Panglima perangnya yaitu Tumenggung Bahurekso, Adipati Kendal dan Gubernur pesisir Laut Jawa.
Tumenggung Bahurekso memutuskan bahwa tempat pertemuan atau Paseban persiapan perang tidak dilakukan di Pendopo Kabupaten.
Pendopo Kabupaten ini merupakan sebuah tempat yang dekat dengan pantai oleh para peserta pertemuan.
Agar disepakati, maka tempat pertemuannya harus dirahasiakan tempat yang dipilih ternyata ditengah hutan atau persawahan
Tepatnya , dibawah pohon yang rindang pohon itu sekarang dikenal dengan nama pohon kemangi.
Pohon tersebut di tengahnya persawahan serta pemakaman saat ini masuk Daerah Desa Jungsemi, Kecamatan kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Dimana, tempat pertemuan tersebut dijadikan satu pemakaman yang masih populer dan Kramat atau misteri.
BACA JUGA:Meriah! HUT Faperta Unila ke 50 Sukses Digelar
Selain itu, Kabupaten Kendal juga terdapat cerita petilasan Kemuning dan berbagai cerita misteri di daerah tersebut.
Selain itu, banyak yang percaya di Kendal Jawa Tengah terdapat makam kemangi yang dipercaya lokasi tersebut merupakan lokasi makhluk halus dari alas Roban yang dipindahkan oleh seorang tokoh dari Gringsing , Batang bernama Ki Ageng Penatus.
Tak hanya itu, konon banyak anak kecil yang hilang saat bermain di lokasi Makam Kemangi.
Anak anak itu kemudian ditemukan ditengah makam dibawah pohon besar atau area persawahan.
BACA JUGA:Alhamdulillah, 150 KPM Pesisir Barat Lampung Terima Bansos Stunting Mulai Hari Ini
Cerita ini pun membuat Makam Kemangi di Kendal menjadi lokasi yang dipercaya misteri atau keramat.