RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Bandar Lampung melalui Dinas Kesehatan Bandar Lampung sebutkan dua Kecamatan yakni Panjang dan Sukabumi terbanyak dalam Kasus ISPA.
Plt Kadiskes Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, menyampaikan, sepanjang tahun 2023 (Januari hingga November 2023) menangani 1.202 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan Panjang dan Sukabumi terbanyak ditemukan kasus ISPA.
"ISPA di Bandar Lampung yang paling banyak terdapat di Kecamatan Panjang dan Sukabumi," jelas Desti pada Senin, 27 November 2023.
Sayangnya, Desti tidak merincikan berapa jumlah pasti kasus ISPA di dua kecamatan tersebut.
BACA JUGA:Anggarkan Rp 15 Miliar, Pemkot Bandar Lampung Akan Umrohkan 500 Masyarakat Kurang Mampu di 2024
Lebih rinci, Desti menjelaskan, bahwa dari Januari hingga November 2023 terdapat 1.202 kasus ISPA di Bandar Lampung dimana jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2022 yakni 1.984 kasus.
Bahkan, Desti menyebutkan, Kasus ISPA paling banyak menyerang Balita dibandingkan dengan anak anak, remaja, dewasa, dan orang tua. "Mayoritas Balita mudah terserang ISPA," ucapnya.
Masih kata Desti, ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas.
"ISPA ini merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas, termasuk jaringan sinus atau rongga disekitar hidung, rongga telinga tengah dan pleura," kata Desti.
BACA JUGA:Wajib Dikunjungi, 6 Restoran Terkenal dan Lezat di Jawa Tengah
Desti, menjelaskan adapun gejala dari ISPA mulai dari batuk berdahak maupun bayi kering, lalu hidung lendir dan pembengkakkan, sakit tenggorokan, demam, hingga sesak napas.
"Sakit kepala, nyeri otot dan sendi, lemas, suara serak atau hilang hingga nyeri sinus, juga mual muntah, diare hingga nafsu makan menurun," kata dia.
Oleh sebab itu, Desti mengimbau masyarakat untuk bersama sama melakukan antisipasi terjangkit ISPA, salah satunya, menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS), waspada perubahan iklim.
"Bagi perokok aktif diharapkan menjauh bila ingin merokok agar orang disekitarnya tidak jadi perokok pasif," pungkasnya. (*)