"Saya mengapresiasi dengan rute ini. Harapannya ekonomi kreatif Lampung bisa meningkat, tidak hanya untuk warga lokal tapi bisa warga mancanegara," ujar Abi kepada Radarlampung.co.id.
Tetapi Abi mengingatkan untuk tetap diperhatikan. Adanya rute baru ini jangan sampai hanya berfokus pada warga Lampung yang menjalani perjalanan ke Yogyakarta dan ke Bali. Tetapi bisa menarik warga lokal ataupun warga asing dari Yogya dan Bali ke Lampung.
"Karena kita ketahui daya tarik pariwisata di Yogyakarta dan Bali menjadi hal utama bagi wisatawan lokal dan interlokal ke daerah tersebut," ucapnya.
"Jangan sampai rute yang dibuka hanya mendatangkan wisatawan Lampung ke Yogyakarta dan Bali. Tapi sebaliknya," ungkapnya.
BACA JUGA:Barisan Alumni Akpol 2005 Tugas di Lampung, Ada Polwan Cantik yang Jadi Wakapolres Perempuan Pertama
Maka dari itu, menurut Abi, Dinas Pariwisata dan Ekraf Lampung harus mengembangkan wisata-wisata Lampung untuk dikembangkan, dan mendatangkan investor agar Lampung dapat menjadi provinsi pilihan untuk destinasi pariwisata.
Begitu juga dengan rencana penambahan frekuensi penerbangan ke Krui daei Bandara Radin Inten II, Abi menyambut baik rencana tersebut.
"Karena kita ketahui tahun lalu destinasi untuk wisata di Krui bisa mencapai perlombaan internasional. Dan sudah menjadi daya tarik wisatawan asing dengan ombak yang menjadi olahraga surfing," tuturnya.
Abi berharap adanya pengembangan rute ke bandara yang ada di Krui dalat membuka akses untuk ke beberapa daerah dan provinsi. Pastinya akan berdampak terhadap ekonomi kreatif dan UMKM yang ada di Pesisir Barat.
BACA JUGA:Daftar Sekolah Kedinasan yang Syaratkan Kondisi Mata, Tinggi dan Berat Badan serta Batas Usia
"Lampung menjadi terkenal karena destinasi pantai dan lautnya. Itu yang wajib bisa dikembangkan Dinas Pariwisata agar dapat menarik pengunjung lokal dan asing," ungkapnya.
Meski sektor pariwisata Lampung semakin baik dan juga rute-rute penerbangan dari Bandara Radin Inten II semakin diperluas, dirinya tetap mengingatkan untuk tetap menjaga agar rute yang telah diaktifkan tidak mati.
Abi memaparkan ada beberapa penyebab matinya rute. Mulai dari kurangnya peminat penumpang ke lokasi tujuan.
"Mungkin apabila warga Lampung ke Yogya dan Bali akan banyak peminatnya, tetapi apakah peminat dari warga Yogya dan Bali ke Lampung akan banyak? Nah, itu yang harus dipikirkan Dinas Perindustrian dan Pariwisata Provinsi Lampung agar mengembangkan wisata Lampung untuk menjadi daya tarik bagi warga Yogya dan Bali. Yang ditakutkan penumpang asal Yogya dan Bali datang ke Lampung hanya penumpang dari warga Lampung yang selesai berlibur dari Yogya dan Bali," terangnya.
BACA JUGA:Aparatur Pekon Suka Marga Minta Pemkab Lambat Kembalikan Status Jalan Suka Marga-Kali Bata
Kedua, perlu ada produk lokal ataupun budaya Lampung yang bisa ditampilkan menjadi rutinitas yang ciri khas Lampung mengenalkan budayanya ke wisatawan seperti di Yogyakarta dan Bali.