RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemadaman atau blackout terjadi sejak Selasa 4 Juni 2024 di hampir seluruh area Sumatera Bagian Selatan.
Meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, juga Lampung. Hal dinilai sebagai peristiwa luar biasa yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal, alam, dan internal.
Seperti umumnya terjadi kerusakan pada peralatan listrik seperti transformator, isolator, atau pemutus sirkuit dapat menyebabkan masalah pada sistem kendali jaringan, seperti kesalahan dalam pengaturan beban atau gangguan pada sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition).
Dosen Teknik Elektro Itera Syamsyarief Baqaruzi yang juga Tim Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Provinsi Lampung mengatakan, dalam kasus gangguan pada jaringan transmisi 275 kV dan 150 kV ini PLN telah mengerahkan tim.
BACA JUGA:Bujang 66 Tahun di Tanggamus Lampung Cabuli Siswi SD, Begini Nasibnya Sekarang
Tim tersebut dikerahkan untuk menelusuri penyebab gangguan tersebut yang menurutnya pada salah satu bagian dari jaringan interkoneksi dapat menyebabkan efek domino yang mempengaruhi wilayah luas yang akhirnya kita nikmati pemadaman masal.
"Informasi yang beredar dari media sosial PLN menyatakan akibat gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 275kV Lahat-Lubuk Linggau," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Radarlampung.co.id, Rabu 5 Juni 2024.
Kata Syamsyarief Baqaruzi, sistem transmisi Linggau ini merupakan bleed system yang saling terhubung dan mencakup beberapa wilayah di Sumatra.
Sistem ini dirancang untuk menjaga keandalan pasokan listrik, sehingga sistem kelistrikan menjadi lebih stabil dan efisien.
BACA JUGA:24 Jam Listrik Padam di Mesuji, Toko Jenset Diserbu Warga
Nyatanya, kata dia, Provinsi Lampung memiliki beberapa unit Pembangkit dan Saluran Transmisi. Serta unit Distribusi yang cukup untuk memenuhi beban puncaknya dari total kapasitas terpasang, bahkan cenderung surplus 10-15 persen dari daya mampu kapasitas pembangkitannya.
Sedangkan untuk proses ketenagalistrikan area Sumatera bagian Selatan sejak Juni 2019 telah dilakukan peningkatan saluran transmisi dari sebelumnya 150 kV menjadi 275 kV yang merupakan backbone penyaluran energi listrik dari Sistem Sumatera Bagian Selatan menuju Sumatera Bagian Utara atau sebaliknya.
Peningkatan saluran transmisi ini, menurut Syamsyarief Baqaruzi, untuk menyalurkan daya listrik murah yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Sumatera Selatan menuju ke arah utara Sumatera.
Dengan harapan akan menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik di Pulau Sumatera juga meningkatkan keandalan karena sudah terinterkoneksinya listrik dari Selatan hingga Utara Sumatera.