
Selain mengangkat praktik baik dari Lampung, kehadiran ILS juga mencerminkan semangat kolaboratif lintas sektor yang menjadi tujuan utama dari pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dengan menjadikan komunitas sebagai pusat perubahan dan pemuda (dalam hal ini SDGs Heroes) sebagai penggerak, program yang dirancang oleh ILS menunjukkan bahwa transformasi pembangunan dapat dimulai dari langkah-langkah kecil di tingkat kelurahan.
"ILS melibatkan anak muda, terutama mahasiswa, sebagai panitia, pelaksana lapangan, hingga pemimpin program dalam berbagai kegiatan lingkungan dan kesehatan. Melalui wadah "ILS Milenial," mereka diberdayakan dalam program seperti Desa Hijau Masyarakat Sehat, Rumah Ibadah Hijau, dan Bibit-Bibit Kebaikan," ungkapnya.
Dwi mengungkapkan, anak muda juga memanfaatkan media sosial untuk kampanye kreatif, terlibat dalam inovasi sosial seperti bazar pakaian layak pakai, serta didorong untuk mengambil keputusan strategis.
BACA JUGA:Pastikan Jejak Kaki di Register 45 Mesuji Bukan Harimau
"Pendekatan ini membuat ILS dinilai layak menerima Penghargaan Komunitas Peduli Lingkungan dari DLH Lampung karena kontribusi nyatanya dalam mencapai SDGs dan memberdayakan generasi muda," tuturnya.
Kata Dwi, prototipe program yang dirancang ILS juga berhasil meraih penghargaan sebagai The Best Prototype dalam ajang awards Konferensi Nasional CLP Batch 10.
Acara Konferensi Nasional CLP Batch 10 ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Manager Monitoring & Evaluasi Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Presiden Direktur PT. Persada Capital Investment, Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia, dan juga CEO Bakrie Center Foundation.
Konferensi Nasional CLP Batch 10 sendiri menjadi ajang strategis bagi para peserta CLP dari berbagai provinsi untuk mempresentasikan hasil program mereka.
BACA JUGA:Ombudsman Perwakilan Lampung Sikapi Keputusan MK Soal Gratis Biaya Pendidikan
Bagi ILS, acara ini bukan hanya panggung untuk menunjukkan hasil kerja, tetapi juga momentum untuk memperluas kemitraan, mengangkat urgensi kesehatan publik di ruang-ruang pembangunan, dan menginspirasi gerakan serupa di daerah lain..
Partisipasi ILS dalam Konferensi Nasional CLP Batch 10 menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik dan berbasis empati dapat menjadi strategi kunci dalam mempercepat pencapaian SDGs, terutama dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman tantangan lokal.
Di tengah kompleksitas isu pembangunan, suara-suara dari daerah seperti Lampung membawa perspektif segar dan solusi nyata yang tumbuh dari kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Konferensi ini pun menjadi ruang penting untuk membangun jembatan antara pemuda pelaksana di lapangan dengan pengambil kebijakan di pusat.
BACA JUGA:Kemensos Tambah Rombel Sekolah Rakyat di Lampung, Tiga Tempat Telah Disurvei
ILS berharap, hasil dari pertemuan ini tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi dapat menjadi titik awal dari kolaborasi lebih luas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, adil, dan berdaya.