Dari Lapak ke Kios Ramai: Perjalanan Mas Yun Membangun Toko Sinaryo Berkat KUR BRI

Minggu 30-11-2025,11:01 WIB
Reporter : Prima Imansyah Permana
Editor : Anggi Rhaisa

Ia mengajukan KUR pertama sebesar Rp 25 juta. Dana itu digunakan mengisi rak toko yang saat itu masih banyak ruang kosong.

Beberapa tahun kemudian, usahanya makin berkembang. Ia kembali mengambil KUR—kali ini Rp 50 juta, dan ia mengambil jumlah yang sama hingga tiga kali.

Namun, Mas Yun tidak menggunakan seluruh dana untuk membeli barang.

“Setiap pinjam KUR, 50 persen untuk isi barang, 50 persen lagi saya simpan sebagai cadangan. Kita tidak tahu kondisi pasar ke depan,” ujarnya.

BRI juga memiliki sistem simpanan tiga bulan angsuran untuk menjaga kelancaran pembayaran. Bagi Mas Yun, sistem itu justru membuatnya merasa lebih disiplin.

Seiring bertambahnya barang, nama Toko Sinaryo makin dikenal sales produk. Jika dulu ia harus membayar tunai setiap kali mengambil barang, kini banyak sales yang menawarkan sistem titip.

“Sekarang mereka percaya. Ada yang kasih tempo seminggu, ada dua minggu. Tapi saya tetap bayar tepat waktu. Tidak mau menunggak,” ujar Mas Yun sambil tertawa.

Kepercayaan itu membuat perputaran barang semakin cepat. Pembeli semakin merasa nyaman karena toko hampir tidak pernah kehabisan stok.

Yang membuat Mas Yun lebih yakin pada KUR adalah kisah-kisah di sekitarnya. Ia menunjuk seorang tetangganya yang dulu mengambil KUR Rp 20 juta untuk membuka usaha pangkas rambut.

“Sekarang dia sudah punya lima karyawan. KUR itu memang nyata manfaatnya. Mengubah orang,” katanya.

Ia sendiri bukan hanya berubah secara ekonomi, tetapi juga secara mental.

“Dulu saya dagang seadanya, sekarang lebih percaya diri. Sudah punya kios, barang lengkap, pembeli banyak. Itu semua manfaat dari KUR,” ujarnya.

Meski sangat terbantu, Mas Yun berharap ada pendampingan tambahan bagi pedagang tradisional.

“Kami ini pedagang pasar, pendidikan rata-rata SMA ke bawah. Tidak semua paham cara mencatat untung-rugi. Harusnya ada pelatihan dari bank,” katanya.

Menurutnya, pelatihan sederhana seperti cara menghitung margin, mengelola stok, hingga mencatat arus kas sangat penting agar usaha mereka tidak hanya berjalan, tapi juga berkembang.

Cerita Mas Yun adalah bagian kecil dari gambaran besar penyaluran KUR di Provinsi Lampung tahun 2025. Data APBN KiTA dalam pres rilis, 30 Oktober 2025 menunjukkan penyaluran KUR per 22 Oktober 2025:

  • Penyaluran KUR telah mencapai Rp 8,39 triliun (83,98 persen dari plafon).
  • Total pembiayaan (KUR + UMi) mencapai Rp 8,723 triliun.
  • Jumlah penerima manfaat mencapai 208.388 debitur, dan 156.372 di antaranya adalah debitur KUR.
  • Sektor perdagangan (termasuk sembako seperti Toko Sinaryo) menyumbang 25,02 persen dari total penyaluran.
  • BRI menjadi penyalur terbesar dengan kontribusi 73,10 persen.
Kategori :