disway awards

Catat! SPMB Jalur Domisili Utamakan Nilai, Baru Jarak Rumah

Catat! SPMB Jalur Domisili Utamakan Nilai, Baru Jarak Rumah

Kepala Disdikbud Lampung Thomas Amirico saat memantau pringkat nilai calon siswa di SMAN 2 Bandar Lampung.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---

RADARLAMPUNG.CO.ID - Sistem penerimaan murid baru (SPMB) SMA tahun ajaran 2025/2026 mengacu pada Permendikbud Nomor 3 Tahun 2025.

Tahun ini SPMB jalur domisili tidak semata-mata ditentukan berdasarkan jarak domisili ke sekolah yang dituju. Tetapi berdasarkan perengkingan nilai dari calon peserta didik.

Ada orang tua dari calon siswa yang sempat protes lantar jarak domisili anaknya ke sekolah dekat namun nama anaknya hilang dari daftar, sedangkan yang jaraknya lebih jauh masuk didaftar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Thomas Amirico menyebut, tahun ajaran 2025/2025 SPMB SMA jalur domisili lebih mengutamakan perengkingan nilai.

BACA JUGA:Program Kelas Migrasi Vokasi Akan Segera Hadir di Lampung

Kata Thomas, berdasarkan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2025, penerimaan jalur domisili tidak hanya semata-mata melihat jarak sekitar ke rumah seperti jalur zonasi lalu.

"Sekarang ada perbedaan. Kalau dulu yang penting rumah dekat dengan sekolah itu yang lolos," ujar Thomas, Rabu 18 Juni 2025.

"Sekarang tidak, yang penting dia (calon siswa, red) masuk zonasi dulu berdasarkan domisili. Tapi nanti tetapi rata-rata nilai akademiknya yang nilainya besar itu yang akan diterima pihak sekolah," sambungnya.

Barulah, disampaikan Thomas, jika nilai calon siswa sama maka yang akan dilihat untuk menentukan dia diterima atau tidak jarak rumah ke sekolah.

BACA JUGA:Video Viral Tindakan Asusila Menyebar, Pemuda Asal Pringsewu Lampung Ditangkap Polisi

"Kalau misal nilainya sama baru nanti dihitung jarak yang mana yang paling dekat. Itu sudah ketentuan nya Permendikbud jadi kita mengikuti juknisnya," ucapnya.

Selain itu, dijelaskan Thomas, selama proses SPMB, masyarakat bisa memantau nilai siswa mendaftar.

Sehingga, potensi kecurangan dalam proses SPMB di sekolah dapat diminimalisir.

"Kalau ada nilainya yang lebih rendah tapi bisa masuk pasti akan terlihat. Karena semuanya bisa dilihat di sistem," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait