Kasus Jenazah di Galian Pasir, Ini Pengakuan Tersangka

Kasus Jenazah di Galian Pasir, Ini Pengakuan Tersangka

radarlampung.co.id-Kasus jenazah perempuan di galian pasir yang menghebohkan warga Lampung Timur, kamis (31/1) terungkap berkat sepatu korban. Korban yang bernama Nur Hayati alias Nur rupanya tewas ditangan Dobleh (24), warga Desa Sriminosari Kecamatan Labuhanmaringgai, Lamtim. Dobleh yang baru 1 bulan jadi pacar Nur nekat membunuh lantaran cemburu. Hal ini terungkap saat ekapoa kasus di Mapolres Lamtim, aenin (11/2). Keduanya berkenalan disalah satu warung wilayah Kecamatan Matarambaru, Lamtim. Di warung itu, Nur sehari-hari bekerja melayani dan menemani tamu. Dobleh yang mengaku hubungannya dengan sang istri sedang bermasalah mulai tertarik dengan Nur. Gayung pun bersambut, ternyata Nur juga tertarik dengan DH, sehingga ke duanya memutuskan berpacaran. Mendapat respon dari Nur, Dobleh berencana menceraikan istrinya dan kemudian menikahi Nur. Namun, Dobleh meminta agar Nur menghentikan pekerjaannya menemani tamu di warung yang ada di Kecamatan Mataram Baru. Semula, Nur menuruti permintaan tersangka. Tetapi, tersangka menjadi marah dan cemburu ketika mengetahui, Nur masih saja bekerja di warung tersebut. Puncak kemarahan tersangka terjadi sabtu (19/1) lalu. Ketika Nur tetap menolak  berhenti dari pekerjaannya, Dobleh langsung mencekik korban dari belakang. Setelah, korban tak berdaya, kemudian wajah Nur ditutup dengan bantal hingga tewas. Pembunuhan itu dilakukan dikontrakan korban yang berada di Kecamatan Matarambaru. Setelah itu, tersangka sempat meninggalkan Nur yang sudah tewas di kontrakan. Namun, yang khawatir perbuatannya diketahui orang lain, Dobleh kembali ke kontrakan Nur. Kemudian, DH mengganti celana pendek yang dikenakan Nur dengan celana panjang.  “Itu saya lakukan, agar korban terlihat dalam kondisi sehat,”tutur DH di Mapolres Lamtim, Senin (11/2). Kemudian jenazah Nur dibawa ke desa Labuhanmaringgai dan dibuang di bekas galian pasir Dusun VII. Agar mayat korban, tidak terapung, tersangka menggunakan 4 buah ranting yang telah diruncingi ujungnya dan ditancapkan pada tubuh korban. “Saya nekat melakukan itu, karena kecewa dan kesal. Sebab, saya telah berniat menceraikan istri demi korban. Namun, korban tetap menolak berhenti dari pekerjaannya,”kata Dobleh.(wid/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: