Soal Pasokan Air ke Sawah Bikin Petani Tubaba Harap-Harap Cemas
RADARLAMPUNG.CO.ID- Petani di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) cemas hadapi musim tanam padi pertama (rendeng) Masa Tanam 2020/2021 ini. Di satu sisi, mereka hanya mengandalkan musim rendeng, sebab musim tanam kedua (gadu) nanti kabarnya tetap tidak ada pasokan air. Hal ini lantaran perbaikan jaringan induk irigasi Daerah Irigasi (DI) Way Rarem belum selesai. Namun di sisi lain, sampai saat ini pun masih banyak areal persawahan yang belum bisa digarap untuk ditanami padi. Sebabnya, pasokan air dari saluran irigasi belum juga masuk ke sawah-sawah. Meskipun air dari Bendungan Way Rarem- Lampung Utara sudah dialirkan sejak awal November lalu. \"Di wilayah sini baru paket pertama yang sudah mulai tanam bahkan sebagian sudah dipupuk, dan itupun air harus giliran. Nah, kami yang jadi bingung sekarang, benih hampir siap tanam, areal belum bisa digarap karena tidak ada air,\"cetus Agus (32), salah satu petani di Tiyuh Marga Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Udik , Minggu (13/12). Menurutnya, areal sawah harus segera digarap. Sebab benih yang disemai para petani sejak awal Desember lalu tidak lama lagi sudah umur tanam.\"Kami menyemai bibit ini sudah atas petunjuk dari pihak-pihak terkait. Intinya, yang kami perlukan saat ini adalah pasokan air dari irigasi, karena hanya itu yang kami andalkan untuk menggarap sawah,\"tandasnya. Karenanya, dia khawatir jadwal tanam akan molor dari perkiraan. Selain itu, para petani yang mendapatkan giliran paket pertama di wilayah tersebut juga merasa was-was dengan ketersediaan air irigasi.”Kami juga takut kekurangan air, ini saja harus giliran mas. Sekarang tempat kami sementara waktu ditutup, karena air dialirkan untuk sawah yang baru mau tanam,\"ungkap Mijan (43), yang juga petani di wilayah setempat. Dia berharap, pasokan air bisa lebih maksimal, sebab merupakan kebutuhan vital pada budidaya padi di sawah teknis irigasi.”Apa karena saat ini masih jarang hujan sehingga air belum bisa maksimal. Mudah-mudahan secepatnya normal, karena kalau seperti ini terus bisa mengancam pertumbuhan padi dan takutnya mempengaruhi hasil panen, kan kasihan petani,\"tukasnya. Sayangnya, terkait persoalan ini pihak Dinas Pertanian Tubaba belum berhasil dikonfirmasi. (fei/rnn/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: