Terpisahnya Manajemen, Yayasan Ibnu Abbas Buka Mediasi dengan Sekolah Quran Ibnu Abbas

Terpisahnya Manajemen, Yayasan Ibnu Abbas Buka Mediasi dengan Sekolah Quran Ibnu Abbas

radarlampung.co.id - Yayasan Ibnu Abbas Al Islami Kota Bandarlampung membuka mediasi kepada kepala SD IT Ibnu Abbas. Hal tersebut terkait terpisahnya SD IT Ibnu Abbas dari Yayasan Ibnu Abbas Al Islami. Ketua Yayasan Ibnu Abbas Al Islami Fauzi Djapri menjelaskan, pihaknya masih ada keinginan untuk mediasi dengan pihak kepala SD IT Ibnu Abbas yang saat ini telah membuka sekolah baru, yaitu Sekolah Quran Ibnu Abbas yang berlokasi di Jalan Pulau Damar Way Dadi Baru Bandarlampung. \"Saya masih ingin ada dialog, ada mediasi. Karena kitakan harus bijak bagaimanapun kita sesama umat islam itu bersaudara, juga pernah bekerja bersama. Semacam dilaksanakan islah supaya kita sama-sama tahu,\" ujarnya, Senin (3/2). Ia mengungkapkan, terpisahnya sekolah tersebut dilatarbelakangi beberapa masalah, diantaranya masalah personal, persepsi yang berbeda, dan komunikasi yang kurang. Dijelaskannya, pengajar yang sebelumnya telah mengundurkan diri secara bersamaan. Sehingga, pihak yayasan pun mengeluarkan surat keputusan pemberhentian secara hormat. Dan dalam surat keputusan tersebut juga disampaikan terima kasih kepada pengabdiannya kepada yayasan, dan dengan terbitnya SK tersebut, yang bersangkutan tidak berhak lagi menggunakan fasilitas yang ada di sekolah. \"Dengan mundurnya para pengajar, yayasan pun mencari pengajar baru dengan syarat yang ketat. Diantaranya, untuk guru tahfidz minimal hafal 5 juz, lulusan pondok pesantren salaf minimal D3. Sementara, untuk guru umum, lulusan sarjana pendidikan, dengan IPK minimal 3,00,\" ungkapnya. Lanjutnya, pihaknya juga menawarkan kepada orang tua murid untuk anak-anaknya kembali bersekolah di SD IT Ibnu Abbas, sebab pendaftaran di SD IT Ibnu Abbas. \"Selain itu, juga didukung dengan fasilitas sarana dan prasarananya. Kemudian, legalitas operasional sekolahnya jelas,\"imbuhnya. Sedangkan para siswanya yang berjumlah sekitar 100an orang tersebut, ada yang masih bertahan untuk tetap bersekolah di SD IT tersebut, ada yang mengikuti ke Sekolah Quran Ibnu Abbas.   \"Ada yang tetap mau di sini, cuma kan saya harus menyiapkan dulu semuanya, seperti pengajarnya. Ada yang bertahan, dan saat ini bersekolah di tempat yang baru, nah kalau sudah siap mau pindah juga ke sini. Kalau proses di sini sudah selesai, saya akan tawarkan kepada orang tua, silahkan kau kembali ke sini boleh, mau tetap di sana silahkan. Ini bentuk tanggung jawab yayasan, saya tidak ingin mengorbankan para murid,\" jelasnya. Terpisah, Kepala SD IT Ibnu Abbas Wardhana Roniyus Putra mengatakan, konflik dilatarbelakangi oleh ketidaksamaan visi dan misi dengan yayasan. Sehingga, dirinya memilih mandiri, dan akan membentuk sekolah baru dengan nama Sekolah Quran Ibnu Abbas yang berlokasi di Jalan Pulau Damar Kelurahan Way Dadi Baru Kecamatan Sukarame. \"Iya Sudah terpisah. Sementara ini pindah ke sini. Karena di sana ada pembenahan manajemen dan juga pembangunan, dan telah ada kesepakatan bahwa kami tidak boleh lagi masuk ke sana. Ya intinya ada poin yang mungkin bagi kami tidak bisa di jalankan bersama,\" ujarnya. Ia menambahkan, pihaknya telah berkonsultasi dengan ahli hukum yang mendampinginya terkait persoalan tersebut. \"Ya pihak yayasan ingin mengajukan islah, mediasi untuk mengadakan titik temu dengan memanggil beberapa ustadz di Bandarlampung yang kita hormati. Keinginan saya tidak banyak, saya ingin tetap mengajar anak-anak, di sana ataupun di sini sama saja. Seandainya mediasi itu baik kenapa tidak. Di mana Allah takdirkan, ya dijalani. Masih ada peluang di sana, dan masih ada peluang juga di sini,\" pungkasnya. (rur/ang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: