Tiba-Tiba Tiada

Tiba-Tiba Tiada

Saat menulis untuk buku ulang tahunnya, saya lebih banyak menjadikan Nadjikh sebagai contoh pengusaha muslim yang hebat.

Waktu itu saya lebih banyak melihat Nadjikh dari sisi ”tauhid” - nya. Yakni ”tauhid bisnis”.

Dalam hal bisnis itu Nadjikh adalah orang yang sangat bertauhid. Dan karena itu sukses besar. Dalam bisnisnya.

Inti dari tauhid adalah ”meng-esa-kan”. Tidak menduakan. Apalagi mentigakan.

Inti dari ”meng-esa-kan” adalah fokus. Khusuk. Pikirannya tidak ke mana-mana.

Maka saya menilai Nadjikh itu sangat khusuk. Sangat fokus. Sangat bertauhid.

Dalam bisnis.

Khusuk pertama adalah bidang pilihan bisnisnya: perikanan. Satu bidang ini ia tangani secara mati-matian. All-out. Dari hulu sampai hilir. Dari kecil sampai besar. Lalu besar sekali.

Bukan berarti ia tidak mau bisnis lain. Tapi ia pilih tekuni dulu fokusnya itu sampai benar-benar ma\'rifat. Sampai benar-benar dijiwai. Dikuasai. Sampai ke detailnya yang paling detail. Mulai dari produksinya, pengolahannya sampai ke pasarnya. Juga sampai ke teknologinya. Manajemennya.

Rasanya sampai 10 tahun pertama ia tidak menoleh ke mana-mana. Tidak juga coba-coba bidang lain.

Saya tahu kelak, setelah bisnis perikanannya besar sekali, barulah ia merambah ke bisnis lain.

Yang seperti itu tidak bisa lagi disebut tidak fokus. Yang seperti itu ada sebutannya sendiri. Yang akan saya uraian di bawah nanti.

Hal lain yang menjadi bukti kekhusu\'an Nadjikh adalah ini: tidak mau terjun ke politik. Padahal modal ada. Nama, ada. Network, ada. Basis masa, ada. Lengkap. Tinggal pijit tombol.

Tapi ia tidak mau.

Itu luar biasa. Saya kagum akan keteguhan hatinya. Saya bangga ada orang yang tahan godaan seperti itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: