Dewan Kopi Panggil Pengusaha untuk Tutup Keran Impor Kopi

Dewan Kopi Panggil Pengusaha untuk Tutup Keran Impor Kopi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Permintaan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi soal pengurangan impor kopi ke Lampung karena Lampung juga penghasil kopi turut ditanggapi Dewan Kopi Lampung. Ya, Dewan Kopi mengaku masih mengumpulkan data kepastian perusahaan importir dan jumlah impornya saat ini. Untuk kemudian akan dilakukan pemanggilan dan duduk bersama membahas soal impor kopi. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Kopi Lampung Mukhlis Basri. Dia mengatakan saat ini pihaknya sedang bekerjasama dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, Hipmi Lampung, dan Kadin Lampung untuk mendorong keinginan Gubernur Lampung tersebut. ”Ya saat ini kami sedang mengumpulkan informasi, baik dari Dewan Kopi Lampung, AEKI, Hipmi, serta Kadin, untuk mendukung keinginan Pak Gub bahwa Lampung jangan terlalu banyak mengimpor kopi. Sementara Lampung juga penghasil terbesar kopi robusta. Kami sedang mengajukan ke Pelindo untuk minta data siapa saja yang mengimpor dan kuotanya berapa saja,” sebut Mukhlis. Mukhlis mengatakan pihak PT Pelindo berjanji memberikan data pengusaha tersebut Senin (29/7). Kemudian Balai Karantina juga bakal memberikan data yang masuk ke pihaknya. Dari data-data tersebut nantinya Dewan Kopi akan mengkaji dan mengundang pengusaha tersebut untuk duduk bersama. ”Kalau sudah dapat kan kita bisa duduk bersama dan menanyakan alasan impor apa, padahal Lampung banyak kopinya. Karena ini juga penyebab harga kopi anjlok, kan kasian kita petani harganya turun,” sambungnya. Dengan begitu Mukhlis berharap nantinya mendapatkan data yang benar dan valid dan bisa menghentikan impor kopi demi kesejahteraan petani kopi di Lampung. Sebelumnya diberitakan saat Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengajak beberapa Pimpinan Redaksi (Pimred) Media di Provinsi Lampung, Arinal sedikit membahas soal masih banyaknya pengusaha asal Lampung yang melakukan impor hasil pertanian ke Lampung. Padahal Arinal mengatakan Lampung saat ini sudah menjadi suplai hasil pertanian ke Ibukota RI, DKI Jakarta. Belum lagi hasil pertanian yang melimpah. ”Saya pernah mengatakan akan membangun Lampung dengan APBN, saat ini sedang saya upayakan. Mulai bersama Menteri Pertanian, saya siap menjadikan Lampung lumbung ternak saya ingin setiap harinya ada container yang diberangkatkan berisikan hasil dari budidaya di Bratasena, Dipasena,” sebut Arinal saat berdiskusi di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Kantor Gubernur Lampung, Selasa (23/7). Demi mewujudkan perternakan yang maksimal, Arinal juga bakal melakukan breeding pada hasil ternak di Lampung. Begitupula hasil pertanian. Arinal berjanji Lampung tidak akan lagi melakukan impor, terutama kopi dan singkong. ”Dulu itu, Vietnam impor kopi dari kita. Mereka belajar menanam kopi 10 tahun yang lalu dengan Lampung. Tapi mengapa sekarang seenaknya masuk impor ke Lampung,” sesal Arinal. Hal serupa juga terjadi untuk komoditi singkong dan cokelat. Arinal berjanji dengan metodenya akan meningkatkan hasil pertanian yang semula hanya 1 hektar 1 ton, menjadi 1 hektar menghasilkan produk 4 ton. Dirinya pun me-warning para pengusaha untuk tidak melakukan impor bahan pertanian ke Lampung. ”Karena itu saya mengajak media di sini untuk juga mengawasi, media dan Pemprov harus kompak jangan ada lagi impor. Kalau persoalan warga, soal kebutuhannya kan bisa dikomunikasikan. Jangan seenaknya impor dua tiga kali setahun. Singkong juga, padahal kita termasuk penghasil singkong terbesar. Itu pengusaha saya tahu, jangan dikira saya tidak tahu siapa pengusahanya,” tambah Arinal. (rma/sur) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: