Pengolahan Sampah Plastik Menjadi BBM Dengan Teknologi Pirolisis Di Desa Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten La
Oleh Syaiful Bahri,M.Si., dan Dr Yuli Ambarwati*, Dr. Eng.Yul Martin**, Lina Marlina,SP.,M.Si*** Desa Hajimena termasuk dalam wilayah Kecamatan Natar dan berbatasan langsung dengan wilayah Kota Bandarlampung, sehingga pembuangan sampahnya sebagian juga masuk ke Bandarlampung. Peningkatan volume sampah semakin hari semakin tidak sebanding dengan kemampuan TPA Bakung yang menampung semua sampah Kota Bandarlampung. Oleh sebab itu, diperlukan usaha yang intensif dan berkelanjutan untuk menggugah kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di lingkungannya. Pengenalan dan penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan kembali dan mendaur ulang sampah, merupakan salah satu cara pendekatan dalam pengelolaan sampah. Dengan konsep ini sampah organik dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang kerajinan yang berdaya jual. Khusus sampah plastik diolah kembali (recycle) menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang setara dengan solar, minyak tanah dan premium. Dari kondisi tersebut maka dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh tim pengabdian dari Jurusan Kimia FMIPA yang dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Ceramah dilakukan untuk menjelaskan tentang sampah, pengelolaan sampah dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle), serta pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Hasil demonstrasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar dengan teknologi pirolisis. Prinsip dari teknologi pirolisis adalah memecah bahan polimer menjadi senyawa yang lebih sederhana, dalam arti memiliki jumlah atom yang lebih sedikit. Teknik ini menggunakan panas pembakaran atau api untuk memecah polimer. Dengan teknik pirolisis sampah plastik yang merupakan polimer yang sangat sulit terurai di alam dapat diolah kembali menjadi bahan bakar minyak. Kegiatan ini masih terus dikembangkan untuk memanfaatkan bahan bakar minyak hasil pirolisis sampah plastik agar dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dan juga bahan bakar memasak. Kegiatan ini minimal dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi sampah plastik, apabila minyak hasil pirolisis dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor ataupun untuk kegiatan memasak adalah suatu benefit yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Kegiatan pengabdian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan berhasil, dilihat dari keberhasilan target jumlah peserta pelatihan (100%), ketercapaian tujuan pelatihan (80%), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80%), dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi (80%). Kegiatan pengabdian dapat meningkatkan pengetahuan warga tentang pemilahan sampah organik dan anorganik serta pengelolaan sampah sampah palstik menjadi bahan bakar minyak. Juga, dengan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh dari pelatihan tersebut diharapkan nantinya masyarakat Desa Hajimena dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak secara mandiri. (*) *Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung **Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Lampung *** Jurusan Agribisnis FP Universitas Lampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: