Diterpa Kabar Money Politic, Yetti Harlisah: Itu kan Ponpes Saya
RADARLAMPUNG.CO.ID – Calon Anggota Legislatif (Caleg) Yetti Harlisah yang diterpa kabar dugaan money politic buka suara. Dirinya membantah apabila dirinya telah melakukan praktek kotor tersebut di Pondok Pesantren (Ponpes) Safinatuddarain, Senin (15/4). Ya, kabar yang beredar, timnya kedapatan membagikan uang kepada warga sekitar Ponpes. “Di sini saya akan mengklarifikasi terkait dugaan adanya money politic yang dituduhkan Camat Telukbetung Timur (TbT) Zulkipli, bahwasanya tuduhan itu tidak benar dan mengada-ada,” ujarnya kepada radarlampung.co.id, Selasa (16/4). Menurutnya, pada saat kejadian ia sedang berada di kediamannya. Dia mengaku di hari itu sedang sakit sejak Sabtu (13/4). “Saya enggak tau apa-apa terkait itu (tuduhan bagi-bagi uang, red), dari Sabtu saya sakit. Memang itu pondok saya, dan saya memang di daerah Kota Karang ini membina lima pondok,” tegasnya. Menurutnya, tudingan itu benar-benar mematikan karakter dirinya, juga sangat tidak mendasar dikarenakan Ponpes Safinatuddarain itu milik dirinya. “Ya ini (tuduhan, red) sangat merugikan saya. Kan sudah jelas itu Ponpes milik saya,” jelasnya. Pada saat ada berita tuduhan itu, ia begitu sangat kaget dan shock. Dia mengaku tidak menyangka dan merasa dirinya dijadikan bahan fitnah segelintir orang yang tidak senang kepada dirinya. “Saya mendengar kabar itu hampir magrib. Saya dapat kabar dari ustad bahwa ada camat dan lurah datang bawa wartawan dan langsung menggrebek. Padahal apa hubungannya camat dan lurah itu melakukan penggerebekan, itu bukan tupoksi mereka,” ucapnya. Padahal, lanjutnya, saat penggrebekan itu di ponpes tersebut sedang dilakukan pengajian. “Saya juga enggak mengikuti kegiatan di pondok pada saat itu, sepengetahuan saya itu pas penggerebekannya itu katanya lagi ada acara pengajian, dan kondisi saya juga lagi sakit, makanya saya enggak keluar rumah karena kaki bengkak karena kena asam urat,” tuturnya. Dia mengaku belum bisa bersikap atas tuduhan ini. Semuanya ia serahkan ke pihak Pengawas Pemilu (Panwaslu). “Tadi pagi juga pihak Panwaslu sudah menghubungi saya dan minta klarifikasi terkait tuduhan itu, semuanya sudah saya jelaskan kepada Panwaslu,” jelasnya. Untuk diketahui, tengah sibuk pantau realisasi dana kelurahan di daerah Kota Karang, Camat Telukbetung Timur (TbT) Zulkipli curiga dengan warga yang keluar masuk Pondok Pesanteren (Ponpes) Safinatuddarain sembari membawa kartu keluarga (KK). Kecurigaannya pun membuat Zulkipli mengecek masuk ke area pondok pesanteren tersebut, pada Senin (15/4) sekitar pukul 14.00 WIB. Warga yang tengah berkumul berhamburan keluar setelah melihat kedatangannya. Ia pun awalnya sempat tidak curiga, lantaran mengira warga yang keluar masuk Ponpes membawa KK karena tengah melakukan pendataan Program Keluarga Harapan (PKH). “Tapi setelah saya masuk, warga pun berhamburan pergi dan saya temukan kartu keluarga dan nama calon anggota legeslatif di sana,” ucapnya. (ang/sur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: