Iklan Bos Aca Header Detail

DPRD Tubaba akan Panggil Perusahaan Tapioka Pasca Unjuk Rasa Masyarakat

DPRD Tubaba akan Panggil Perusahaan Tapioka Pasca Unjuk Rasa Masyarakat

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pasca unjuk rasa masyarakat Tiyuh Penumangan, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), pekan lalu ke PT. Budi Acid Jaya, yang ada di Tiyuh Penumangan Baru, DPRD setempat merasa gerah. DPRD melalui leading sektornya memastikan akan memanggil perusahaan-perusahaan tapioka yang ada di Kabupaten Tubaba. Sehingga diketahui akar masalah yang membuat perusahaan-perusahaan tersebut membeli singkong dengan harga rendah. Bukan hanya itu menurut mereka, yang menjadi keluhan para petani adalah potongan berat singkong yang cukup besar yakni mencapai 20 persen. Kepastian pemanggilan ini diungkapkan Busroni, S.H. yang juga mantan Ketua DPRD Tubaba. Pemanggilan perlu dilakukan agar kelak petani khususnya di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini mengetahui penyebab harga singkong yang rendah dan potongan yang tinggi oleh pabrik-pabrik tersebut. Keluhan tersebut menurut Muammil dan juga Kadarsah anggota DPRD lainnya, telah banyak masuk ke DPRD Tubaba yang notabenenya adalah representasi masyarakat setempat. Karenanya sebagai wakil rakyat pihaknya akan memanggil paling lambat pekan depan pabrik pabrik penampung singkong tersebut. Pemanggilan ini penting agar petani tidak merasa dirugikan serta perusahaan juga dapat memiliki keuntungan demi keberlangsungan usahanya. \"Sebab selama ini masyarakat hanya diam tanpa dapat melakukan perlawanan\" jelasnya. Selama ini para petani hanya disuguhi harga yang cukup rendah yakni berkisar antara 900 sampai 1100. Jumlah tersebut masih dikurangi dengan potongan sebesar 20-25 persen, biaya penanaman, serta biaya-biaya lain yang digunakan dalam kurun waktu 1 tahun. Selain itu juga yang cukup signifikan mengurangi harga adalah ongkos cabut yang mencapai 85 sampai Rp100 per kg. Jadi per hektar singkong tersebut rata-rata nilai modalnya mencapai Rp12 juta rupiah. Karena itu sangat disayangkan jika perusahaan hanya menampung 800 sampai Rp1.000 per kg. (fei/ang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: