Dukung DPRD Tubaba, Federasi Adat Minta Uji Lab Tanah Proyek Rp12,2 M
RADARLAMPUNG.CO.ID-Dua paket proyek senilai Rp12,2 Miliar disoal DPRD Tulangbawang Barat (Tubaba). Dua proyek kegiatan rehabilitasi rekonstruksi (RR) pasca bencana senilai Rp12,2 miliar tersebut berada di Tiyuh Bandardewa Kecamatan Tulangbawang Tengah dan Gedungratu Kecamatan Tuba Udik. Tim DPRD menilai, kedua paket kegiatan penimbunan jalan diduga banyak kejanggalan hingga diprotes masyarakat. Langkah DPRD menyorot proyek RR didukung Federasi Adat Megow Pak Tulangbawang Barat. Ketua Federasi Adat Herman Artha RM, mendesak agar paket proyek dikerjakan sesuai ketentuan. Dia juga meminta agar instansi terkait cepat tanggap terhadap keluhan masyarakat. “Masyarakat dan semua kita yang merasa memiliki Tubaba ini, mendesak agar rekanan mengerjakan dua paket besar itu dengan kualitas yang sesuai dengan bestek. Apalagi jalan yang ditumbun tersebut merupakan akses utama di daerah kampung tua yang selalu terendam banjir,\"papar mantan Wakil Ketua DPRD Tuba ini, Jumat (18/9). Dijelaskannya, dana rehabilitasi rekonstruksi harus tepat sasaran. Sebab setiap banjir besar dua titik jalan tersebut selalu terendam air dan tidak bisa diakses warga,\"kata dia. “Jadi tanah yang digunakan juga harus standard. Jangan tanah rawa dipakai, karena tidak bisa digunakan untuk menimbun. Coba diuji lab dulu tanah-tanah yang digunakan. Sebab jangan sampai tanah yang tidak layak digunakan sebagai penimbun badan jalan,” katanya. Sebelumnya, Ketua Ketua Komisi 1 DPRD Tubaba Yantoni menyatakan telah melakukan peninjauan lapangan di Tiyuh Bandardewa, Kamis (17/9). Tim menemukan banyak kejanggalan hingga mengundang pertanyaan. Kejanggalan paket yang dikerjakan, PT. Saraswati Cipta Talenta dengan pagu anggaran kontrak Rp6,5 miliar, diantaranya tim tidak menemukan alat berat di lokasi. Sementara rekanan sudah melakukan penumpukan tanah disepanjang jalan dan menganggu aktifitas warga. \"Ini aneh, mana alat beratnya. Sebab sudah banyak tanah tapi nggak ada alat beratnya. Tanah ditumpuk banyak-banyak. Kami khawatir pekerjaan seperti ini akan bepengaruh dengan kualitas pekerjaan karena pengilasannya tidak dilakukan bertahap,\"ungkapnya Yantoni dan Busroni, Wakil Ketua 1, yang diamini Sukardi, anggota komisi I DPRD lainnya. Paisol anggota DPRD lainnya menambahkan, pihak rekanan juga tidak menyiapkan jalan anternatif karena semua badan jalan tertutup. \"Banyak tunggul kayu dan pisang dipingir jalan yang mau ditimbun juga tidak dibersihkan. Inikan sudah tidak benar,\"papar dia. Sementara itu, kegiatan di Gedungratu yang dikerjakan PT. Chaira Jaya Mandiri dengan nilai kontrak Rp5,7 miliar juga ditemukan kejanggalan. Sebab, dalam pemadatan, tim komisi I juga tidak melihat pekerjaan menggunakan penyiraman air. Padahal, kondisi saat ini sedang cuaca panas. \"Biasanya orang melakukan penimbunan itu ada mobil tangki yang menyiram. Tapi, pekerjaan ini tidak setetes mengunakan air hanya mengandalkan pemadatan alat berat,\"kata dia. Terpisah, Kepala BPBD Tubaba Nisom berjanji akan memberikan teguran kepada kedua rekanan pelaksana proyek tersebut. \"Saya berterima kasih sudah diingatkan dewan. Proyek ini sedang berjalan jika ada yang tidak baik akan diperbaiki,\" kata Nisom. (fei/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: