Fakta Unik Gamolan, Alat Musik Lampung

Fakta Unik Gamolan, Alat Musik Lampung

RADARLAMPUNG.CO.ID - Alat musik Lampung, Gamolan saat ini semakin dikenal. Alat musik ini merupakan jenis alat musik pukul. Akademisi Universitas Lampung Hasyim Kan S.Sn dalam tesisnya di Universitas Gadjah Mada menyatakan, alat musik tersebut terbuat dari bambu dan masuk dalam instrument musik berlempeng. Bahan bambu tersebut dibelah dan dipotong dengan ukuran tertentu. Kemudian, batang bambu yang telah dipotong itu dipasangkan pada penyangga yang juga terbuat dari bambu. Atau ada juga yang terbuat dari kayu. Potongan bambu yang ada di penyangga tersebut jika dipukul akan menghasilkan suara. Kunci gamolan Lampung didasarkan pada susunan bambu yang terpasang dengan ukuran berbeda-beda. Lantaran penggunannya jarang, maka cukup sulit untuk mengetahui kunci gamolan ini. Hasyim Kan menyebut, gamolan dulu masih terbuat dari pinang dan belum memiliki penyangga atau dudukan. Dan tangga nadanya hanyalah do,re,mi,sol, la. Menurut Hasyim Kan, fungsi dari gamolan adalah sebagai sarana hiburan pribadi, sarana upacara adat, sarana komunikasi, sarana suara kebudayaan, sarana hiburan dan sebagai sarana industri dan lain-lain. Menurutnya, perkembangan gamolan mempunyai beberapa periode. Antara lain sebelum mendapat pengaruh informasi dari radio, televisi dan jalan masih belum dibangun sekitar tahun 1960, masa tersebut adalah zaman keemasan gamolan. Namun, setelah itu ketika informasi dan transformasi masuk ke daerah ini maka gamolan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Sekala Brak Lampung. Gamolan bisa dipakai dalam situasi musik tunggal, instrumental,  ansambel atau menjadi musik pengiring tari dan vokal. Di saat ini, gamolan semakin dikenal di mancanegara sebagai alat musik khas dari provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai. Nah, berikut fakta-fakta unik lainnya dari Gamolan Lampung :

Inspirasi Lagu Gamolan Sakti

Ningrat band bekerjasama dengan Gamolan Institute Lampung serta Nuwono Tasya menggarap video klip Gamolan Sakti yang diciptakan Kaprodi Pendidikan FKIP Unila Hasyim, Rabu (2/10/2019) di Nuwono Tasya, Bandarlampung. Ningrat Band sendiri digawangi salah satunya oleh Andika mantan Vokalis Kangen Band. \"Sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai generasi muda untuk memperkenalkan salah satu budaya lampung gamelan dan jujur tidak ada dana sepeser pun kami ambil semuanya demi melestarikan budaya Lampung,\" katanya. Hasyim pencipta lagu Gamolan Sakti mengungkapkan, dalam lagu itu menceritakan kehidupan masyarakat Lampung tempo dulu. \"Lagu ini saya ciptakan bertujuan untuk pelestarian dan mengembangkan alat musik gamolan yang saat ini mulai dilupakan masyarakatnya sendiri dan menceritakan sejarah lampung sejak abad sebelum masehi yang banyak orang tidak tahu dan paham padahal merupakan asal usulnya\", tuturnya. Admi Syarif pencinta budaya sekaligus owner Nuwono Tasya berharap karya tersebut akan mendorong terus stackholder, masyarakat, perguruan tinggi ,juga pemerintah untuk mendukung upaya melestarikan budaya Lampung. \"Batik gambar gamolan sudah, tari gamolan sudah, lagu gamolan dalam project, souvenir sudah, saya berharap kedepan kita memiliki pesawat penerbangan dengan nama gamolan air menyusul batik air dan sriwijaya air yang mengambil budaya indonesia\",ujarnya. Duta Gamolan Fajar Ramadhan yang juga terlibat dalam proyek ini berharap dukungan masyarakat dan pemerintah dalam pelestarian budaya Lampung. Fajar menjelaskan, telah mempelajari gamolan sejak 2011 sampai sekarang.   \"Fakta

Diteliti oleh Peneliti Australia

Adalah Prof. Margaret J. Kartomi, peneliti dari Monash University Australia yang membawa gamolan lebih dikenal di Australia. Margaret sendiri memang telah melakukan penelitian tentang seni budaya Lampung sejak tahun 1980 silam. Margaret yang jatuh cinta dengan budaya Lampung kemudian mendedikasikan dirinya untuk meneliti gamolan. Dedikasi Margaret J. Kartomi dalam meneliti gamolan tersebut mendapat apresiasi Masyarakat Penyimbang Adat Lampung. Pada 2011 lalu, MPAL memberi gelar adat Margaret J. Kartomi Ratu Berlian Sangun Anggun.

Jadi Program KKN Unila

Mengutip unila.ac.id, dua mahasiswa Unila Nurma Indriyani (Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan Fenny Dwi Anggraini (Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian) mengenalkan alat musik tersebut saat melaksanakan KKN periode I 2021 di Desa Tambah Luhur Purbolinggo Lampung Timur. Kegiatan itu disebut kegiatan Begamol. “Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak Desa Tambah Luhur memiliki wawasan dan pengetahuan tinggi terhadap kebudayaan daerah Lampung, serta meningkatkan rasa cinta untuk melestarikan budaya Lampung khususnya alat musik Gamolan,” kata Nurma. Begamol diikuti delapan anak Desa Tambah Luhur usia 7 hingga 9 tahun. Kegiatan ini dilakukan di Posko KKN Desa Tambah Luhur setiap Senin, Rabu, dan Jumat pukul 13.00 – 15.00 WIB. Anak-anak tersebut terbagi atas beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 3-5 anak. Kegiatan tetap dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan Begamol meliputi beberapa tahap, yaitu pengenalan sejarah alat musik Gamolan, mengenalkan, dan menjelaskan notasi musik yang terdapat pada alat musik Gamolan, yang terakhir mengajarkan cara memainkan alat musik Gamolan alat musik Lampung. (dbs/net/wdi)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: