FRPKB Gelar Webinar International Palestine Independence

FRPKB Gelar Webinar International Palestine Independence

RADARLAMPUNG.CO.ID-Warga Palestina tetap memastikan tidak akan meninggalkan tanah Palestina dan siap bekerja keras demi meraih kemenangan di Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukota negara. Hal ini disampaikan H. E. Zuhair Al-Shun selaku ambassador of the state of Palestine for Indonesia dalam Webinar Internasional, Palestine Independence : Ways Toward World Peace yang digelar Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB). \"Masalah Palestina masalah terpanas di dunia yang masih diderita masyarakat Palestina karena pendudukan, perusakan, pembunuhan dan perusakan secara paksa. Palestina tanah surgawi yang diberikan Allah SWT. Oleh karena itu dalam sejarah mencatat negara koloni saling berebut tanah ini,\" beber Zuhair. Menurutnya, dalam penyerangan zionis kepada Palestina secara brutal membuat lebih dari 259 lebih korban jiwa, termasuk 69 anak-anak, 40 wanita dan orang tua. 8000 korban luka dan 2000 penghancuran bangunan dan penggusuran penduduk dari rumah mereka. \"Israel negara yang melakukan pendudukan secara ilegal, maka kami sampaikan warga Palestina di tanah bersejarah Palestina untuk tetap teguh dan tidak akan meninggalkan tanah ini dan akan bekerja untuk menentukan nasib mereka dalam meraih kemerdekaan di negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukota negara. Dan mengembalikan rumah mereka dimanapun mereka mengungsi. Akhirnya saya ucapkan tidak ada opsi lain, kecuali kami harus menghadapi dan terus berjuang menghadapi agresi ini,\" tambahnya. Ditambahkan Ketua FRPKB, Prof Karomani diwakili Wakil Rektor I Unila, Prof Heriyandi mengatakan webinar internasional menurutnya bahwa dan konflik antara Israel dan Palestina khususnya sangatlah kompleks dan dinamis. Tentunya berkaitan erat dengan dimensi sejarah agama, peradaban politik internasional dan aspek manusia yang di saksikan bersama hingga kini dalam upaya penyelesaian pertikaian, namun selalu menemui jalan buntu dan belum terlihat proses kearah yang lebih baik. \"Walaupun akhir-akhir ini ada gencatan senjata, tapi setiap tindakan penyiksaan perampasan hak milik pembunuhan yang bersifat masif terhadap warga sipil di Gaza, Palestina yang nyata-nyata telah melanggar prinsip HAM (hak asasi manusia). Seperti yang kita semua paham yang terdiri dari 5 dimensi politik, ekonomi, sosial budaya, dan pelanggaran terhadap hukum internasional lainnya maka semua pihak harus menyadari bahwa kelima dimensi HAM bersifat universal saling terkait dan tak terpisahkan,\" lanjutnya. Selanjutnya, 5 HAM tersebut juga bersifat melekat pada diri setiap manusia dan tidak bisa dicabut atau dirampas dari diri setiap insan. Namun sejarah tampaknya mengulang dirinya sendiri baru-baru ini menyaksikan apa yang terjadi, semua dapat merasakan bagaimana mencegahnya dan turut pula merasakan kesedihan warga Palestina. \"Sebagai informasi di Unila kami memiliki 4 mahasiswa yang berasal dari Palestina dan perlu diketahui mereka dan keadaan baik-baik saja. Saya berharap pertemuan ini bisa dapat memberikan kontribusi dan solusi kepada presiden dalam bentuk pemikiran. Saya juga berharap dan terbuka untuk menerima mahasiswa Palestina lainnya untuk dapat belajar di Unila,\" tambahnya. Selanjutnya, dibutuhkan itikad baik dari kedua belah pihak komitmen bersama segenap warga dunia termasuk komunitas internasional dalam memberikan perhatian dan dukungan penuh terhadap eksistensi dan kemerdekaan Palestina serta upaya perdamaian di Timur Tengah. Berbagai lembaga internasional pada awalnya dan pada dasarnya dibentuk dengan tujuan untuk mencapai dunia yang lebih adil, menciptakan interaksi antar negara bangsa yang lebih terhormat, dan dunia yang lebih menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, khususnya dunia yang lebih damai di masa mendatang. \"Karena sebagian besar kita sudah lelah dan konflik bersenjata di masa silam yang juga belum hilang-hilang sampai hari ini yang mulia semoga perdamaian abadi dan keadilan sosial tercipta Palestina akhirnya,\" tandasnya. (rma/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: