Harmonis Siaga Putra, Perjuangkan Nasib Petani Tebu ke Presiden
RADARLAMPUNG.CO.ID - Harmonis Siaga Putra, Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat-Rajabasa Pemuka Manis (KPTR-RPM) yang juga pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), memperjuangkan nasib petani tebu di Lampung. Hal itu terungkap saat pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan petani tebu seluruh Indonesia di Istana Negara, Rabu (6/2).
Dalam pertemuan itu, Harmonis mengatakan bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir tidak sampai ke tangan petani tebu. Padahal bansos itu sangat membatu mengurangi ongkos produksi.
”Penyebabnya ada kebijakan pemerintah yang mengharuskan memiliki sertifikasi bibit. Sementara semua perusahan gula di Lampung tidak mau mengeluarkan sertifikasi itu,” ungkap Harmonis.
Sementara itu Mulyadi, petani tebu asal Jawa Barat berharap pemerintah menetapkan harga pokok pembelian (HPP) gula terendah sebesar Rp10.500 per Kg. ”Saat ini HPP sebesar Rp9.700 per Kg belum memberikan keuntungan buat kami. Kami berharap HPP sebesar Rp10.500 per Kg jadi harga acuan terendah, bukan tertinggi,” ujarnya.
Gayung bersambut, Jokowi menyatakan akan mempelajari usulan untuk menaikkan HPP. ”Saya belum secara detail menangkap permasalahan ini, terutama berkaitan dengan harga. Makanya saya minta bisikan dari Pak Menko (Menko Perekonomian Darmin Nasution, Red). Saya juga minta masukan dari petani tebu asal Lampung,” ujarnya. Jokowi juga mendengar keluhan dari petani tebu lainnya.
”Harga minta naik ke Rp10.500, tolong saya diberi waktu seminggu. Saya akan undang Pak Mitro (Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen, red) serta mungkin dari DPD dan APTRI untuk membahas soal ini. Jangan saya baru tahu terus minta diputuskan. Intinya, semangatnya kita naikkan. Berapanya belum diputuskan,” terang Jokowi. (rls/pip/abd/sur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: