Iklan Bos Aca Header Detail

Jangan Samakan Kemampuan Seluruh Siswa!

Jangan Samakan Kemampuan Seluruh Siswa!

radarlampung.co.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesawaran Fauzan Suaidi menegaskan bahwa guru tidak boleh menyamaratakan seluruh siswa untuk membeli foto kopi buku tematik. Untuk pembelian buku dilaksanakan pada triwulan kedua melalui dana operasional sekolah (BOS). ”Intinya, di sini terjadi misskomunikasi. Semestinya memang guru tidak diperkenankan menyamaratakan untuk memfoto kopi buku tersebut. Kalau menjadi ganjalan wali murid, tidak perlu difoto kopi. Buku itu sebagai pegangan saja untuk memberikan materi ajar kepada siswa,\" kata Fauzan Suaidi, Rabu (20/3). Ini disampaikan terkait pulangnya Rizki Aulia Bagdad (7), siswa kelas 1 SDN 36 Negerikaton karena belum membayar buku foto kopi tematik. Fauzan mengatakan hal ini akan menjadi evaluasi dan dibaha lebih lanjut pada rapat koordinasi di Dinas Pendidikan,. ”Jangan sampai ke depan akan bermasalah. Makanya akan dibahas lebih lanjut pada saat rakor. Jika buku ajar belum tersedia, solusinya seperti apa,\" paparnya. Dilanjutkan, kegiatan belajar mengajar harus didukung oleh bahan ajar yang lengkap, termasuk buku cetak. Pihaknya memberikan apresiasi atas upaya pihak SDN 36 untuk mencari solusi agar buku ajar, khususnya tema 5-8 dapat dipelajari murid-murid. ”Hanya saja, mungkin komunikasi antara sekolah dengan wali murid yang belum pas. Hal ini akan kita bahas lebih lanjut dengan para kepala sekolah, sehingga tidak terjadi lagi,\" ucapnya. Diketahui, gara-gara belum membayar uang foto kopi buku tematik I, Rizki Aulia Bagdad, tidak bisa belajar, Rabu (20/3). Pembelian foto kopi buku tersebut sudah kali ketiga dalam bulan ini. Satu buku seharga Rp20 ribu. Hori, orang tua Rizki Aulia Bagdad mengatakan, ia mengetahui hal tersebut dari cerita sang anak. ”Alasannya, karena tadi disuruh bayar buku oleh gurunya. Tapi karena nggak bawa uang, terus disuruh pulang,\" kata Hori kepada Radarlampung.co.id, Rabu (20/3). Menurut dia, untuk buku foto kopi sebelumnya sudah dibayar. ”Kita mau pinjam buku kawannya untuk foto kopi sendiri, juga nggak boleh. Harus beli di sekolah,\" sebut dia. Menurut cerita Rizki, terus Hori, ada sejumlah siswa diminta membayar foto kopi buku. ”Disuruh guru ambil duit untuk bayar buku,\" ucapnya. (ozi/ais)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: