Jelang PTM, Disdik Tuba Minta Sekolah Lebih Dulu Gelar Simulasi
Radarlampung.co.id - Menjelang pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada 6 September mendatang, Dinas Pendidikan (Disdik) Tulangbawang (Tuba) meminta sekolah untuk menggelar simulasi terlebih dahulu. Hal ini sebagai bentuk persiapan, sekaligus antisipasi kegiatan PTM dengan menerapkan protokol kesehatan ketat Covid-19. Kepala Disdik Tulangbawang Ristu Irham menjelaskan, sebelum pelaksanaan PTM sekolah diminta untuk menggelar simulasi dan melengkapi beberapa persyaratan lainnya. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi seperti persiapan fisik sekolah, alat pendukung protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan, air mengalir, thermo gan, serta tisu. Selain itu, sekolah juga diminta untuk mempersiapkan satgas sekolah dan jam mengajar seperti sistem shift, serta tugas daring. \"Beberapa persyaratan harus segera dipenuhi pihak sekolah sebelum dimulainya PTM terbatas, seperti simulasi dan protokol kesehatan,\" ungkap Ristu kepada Radarlampung.co.id, Kamis (2/9). Menurut mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tulangbawang tersebut, guru dan seluruh stakeholder terkait berperan penting dalam sukses dan amannya pelaksanaan PTM yang sudah sangat dirindukan para peserta didik dan orang tua. Ristu mengatakan, dalam PTM terbatas ini, pihak sekolah yang akan mengatur kapasitas jumlah peserta didik. Kapasitas jumlah peserta didik diatur agar tidak menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan saat kegiatan PTM di dalam kelas. \"Juklak sudah kita buat dan sampaikan ke sekolah. Jumlah peserta didik kita serahkan ke masing-masing (sekolah). Tapi tetap akan kita pantau,\" terangnya. Di dalam juklak terdapat beberapa opsi pilihan metode PTM yang dapat digunakan oleh sekolah. Kapasitas jumlah peserta didik di dalam kelas nantinya tidak boleh lebih dari 50 persen jumlah keseluruhan peserta didik. Karena sistim tersebut, sekolah juga dapat memilih atau membagi PTM menjadi shift pagi dan siang. Sekolah juga dapat menggunakan metode kelompok sepekan sekali. \"Ada berbagai pilihan di juklak. Bisa 50 persen minggu ini, sisanya minggu depannya. Bisa juga 50 persen tiga hari, sisanya tiga hari kemudian. Silahkan sekolah memilih, bagaimana baiknya tapi tetap yang paling penting protokol kesehatan ketat,\" tegasnya. (nal/sur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: