Kabupaten Kepulauan Talaud Miliki Potensi Besar Kembangkan Serat Pisang Abaka Bahan Baku Uang

RADARLAMPUNG.CO.ID - Salah satu kabupaten yang terletak di perbatasan negara yaitu Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, mempunyai potensi unggulan di bidang pertanian yang dapat dikembangkan di masa mendatang. Produk unggulan tersebut adalah serat pisang abaka bahan baku utama pembuatan uang. Dari data yang dikumpulkan oleh Tim Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Darat Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Kabupaten yang berbatasan dengan negara Filipina ini mempunyai tiga sektor penggerak ekonomi yaitu sektor perikanan, pertanian dan pariwisata. Permintaan serat pisang abaka dunia mencapai 600.000 ton/tahun, saat ini baru terpenuhi sekitar 15 persen atau hanya 90.000 ton/tahun, yang dipasok dari Filipina sebanyak 80.000 ton/tahun dan Ekuador sebanyak 10.000 ton/tahun. \"Masih terdapat peluang sebesar 510.000 ton, yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Talaud,\" ujar Asisten Deputi Bidang Potensi Kawasan Perbatasan Darat, Asnil, Selasa (3/11). Selain dikenal menjadi bahan baku utama pembuatan uang Dollar Amerika, serat pisang abaka juga digunakan oleh negara Jepang untuk membuat uang Yen. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan ekspor serat pisang abaka ke negara Jepang sebanyak 6 ton pada bulan Juli lalu. Tim Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Darat BNPP menilai serat pisang abaka yang merupakan potensi Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dikembangkan menjadi lebih besar lagi, mengingat kebutuhan serat pisang abaka dalam negeri juga cukup besar yakni 12 Ton/bulan sedangkan kebutuhan luar negeri untuk negara Jepang sebanyak 60 Ton/bulan. Saat ini banyaknya permintaan pasar tersebut belum berbanding lurus dengan produksi serat pisang abaka di Kabupaten Kepulauan Talaud. Kabupaten ini hanya dapat memproduksi serat pisang abaca 1 Ton/bulan. Potensi lahan perkebunan di Kabupaten Kepulauan Talaud untuk budidaya tanaman pisang abaka cukup tersedia yaitu seluas 5.100 Ha, sementara penanaman yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat saat ini baru menggunakan lahan seluas 300 Ha. Serat pisang abaka asal Kabupaten Kepulauan Talaud disebut tidak kalah mutunya dari negara Filipina yang merupakan pemasok terbesar untuk bahan baku mata uang Dollar Amerika Serikat dan Yen Jepang. Pisang abaka mempunyai nama latin Musa textilis. Pisang ini merupakan tumbuhan asli negara tetangga Filipina, namun juga dapat tumbuh baik di beberapa daerah di Indonesia seperti Kabupaten Kepulauan Talaud, Kalimantan, dan Sumatera. Serat alam yang berasal dari abaka, mempunyai sifat ramah lingkungan dan berkearifan lokal, sangat disukai oleh para konsumen pabrikan. Pulp dan kertas yang berasal dari pisang abaka mempunyai keunggulan diantaranya tahan sobek, kalau sudah menjadi kertas sulit dipalsukan atau kertas yang dihasilkan digunakan untuk, kertas yang sulit ditiru, materai, kertas dukomen (segel, sertifikat, ijazah dan kertas penting lainnya). Bank Indonesia (BI) mulai tahun 2014 lebih serius untuk menggunakan bahan baku serat kapas dan serat abaka dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Mata Uang N0. 7 Tahun 2011 pada pasal 9 (2) agar mengutamakan bahan baku dalam negeri (lokal) dengan menjaga mutu, keamanan dan harga yang bersaing dalam mencetak Uang Rupiah. (rls/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: