Indonesia Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Arab Saudi

Indonesia Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Arab Saudi

Pertemuan bilateral Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi, Faisal Al-Ibrahim di Davos, Swiss, Minggu (22/5). FOTO ISTIMEWA--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan baik. Nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi tercatat sebesar USD5,5 miliar pada tahun 2021.

Ekspor Indonesia ke Arab Saudi selama periode Januari-Desember 2021 sebesar USD1,5 miliar. Naik sebesar 12,78% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang mencapai USD1,33 Miliar. 

Selain itu, total nilai Foreign Direct Investment dari Arab Saudi ke Indonesia mencapai USD24,6 juta pada periode 2016-2021.

Menindaklanjuti hubungan kedua negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi, Faisal Al-Ibrahim, di Davos, Swiss, Minggu (22/5). 

Terdapat beberapa isu yang diangkat dalam pertemuan bilateral tersebut. Antara lain mengenai perdagangan kedua negara dan rencana kerja sama pada bidang investasi.

Menko Airlangga pada kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi mitra strategis Arab Saudi melalui sinergi upaya Visi Arab Saudi 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045. Lalu berharap hubungan bilateral kedua negara akan terjalin semakin erat, khususnya pada kerja sama ekonomi.

Dalam pertemuan itu juga dibahas berbagai perkembangan di kawasan dan global yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama. 

Airlangga menyampaikan beberapa perkembangan terkait Presidensi G20 dan keanggotan Indonesia pada Global Crisis Response Group (GCRG) dan mengharapkan dukungan dan kerja sama Pemerintah Arab Saudi dalam mencapai kepentingan global bersama.

Menteri Faisal Al-Ibrahim menanggapi dengan menjelaskan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi yang didorong oleh minyak dan gas. 

Ia juga mengamati kondisi saat ini. Di mana, perang di Ukraina menyebabkan volatilitas energi, metal, dan investasi. 

Arab Saudi telah mengantisipasi dampak perang dengan meningkatkan kapasitas refinery. 

Negara itu juga berharap G20 dapat menjaga situasi, terutama food security. Meskipun Arab Saudi tidak terlalu terdampak, namun mengkhawatirkan kondisi di negara-negara sekitar, terutama terkait kelangkaan fertilizer.

Kedua menteri juga mendiskusikan perkembangan teknologi perminyakan di Arab Saudi seperti investasi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Selain itu, membahas blue hydrogen dan investasi di Ibu Kota Nusantara. 

Menteri Al-Ibrahim menyampaikan, saat ini Arab Saudi juga sedang mengembangkan kota-kota dengan membangun berbagai infrastruktur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: