Terbiasa Dihantam Banjir Rob, Warga Pulau Pasaran Berharap Adanya Tanggul

Terbiasa Dihantam Banjir Rob, Warga Pulau Pasaran Berharap Adanya Tanggul

Said Bin Radi Ketua RT 09 LK 02 Kelurahan Kota Karang. Foto : Prima Imansyah Permana/Radarlampung.co.id--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kerap diterjang banjir rob atau air laut pasang setiap bulan, warga Pulau Pasaran, Kelurahan Kota Karang, Teluk Betung Timur (TBT) berharap pemerintah membangunkan tanggul.

Hal tersebut disampaikan Ketua RT 09, LK 02, Kelurahan Kota Karang, Said Bin Redi.

Menurut Said, secara umun warga Pulau Pasaran telah terbiasa dengan datangnya banjir rob setiap bulannya.

Sebab, warga sendiri telah mengetahui kapan banjir tersebut akan datang.

Ya, warga dapat memantau hal tersebut dengan melihat aplikasi seperti BMKG. Di sana terdapat informasi terkait pasang surut air, gelombang tinggi, angin, dan lainnya.

Sehingga, sacara mandiri masyarakat akan mengetahui kapan banjir akan datang.

Volume banjir sendiri, menurut Said ada ritmenya, dimulai dari besar, semakin besar dan ada puncaknya. Setelah itu, perlahan-lahan menurun kembali.

Dengan terbiasanya menghadapi banjir rob, lanjut Said, warga Pulau Pasaran berharap adanya pemasangan tanggul yang mengelilingi pulau penghasil ikan asin tersebut.

Setidaknya di daerah-daerah rendah yang rawan menjadi tempat sampah naik kedaratan.

Kemungkinan, kata Said, banjir rob ini rutin terjadi akibat pemanasan global yang mengakibatkan naiknya debit air yang semakin dirasakan warga pulau, karena biasanya terjadi banjir tahunan.

Namun, saat ini semakin susah diprediksi, karena hampir setiap bulan ada banjir rob.

Banjir tersebut setiap bulan memiliki ketinggian yang berbeda. Ada di bulan-bulan tertentu mencapai ketinggian puncak.

Maka, selain tanggul pihaknya mengharapkan perbaikan jembatan Pulau Pasaran yang telah turun atau rusak dapat secepatnya diperbaiki agar dapat dilalui saat terjadi rob.

Sedangkan terkait tanggul dinilai penting untuk menghalangi sampah naik kedarat. Sebab, usaha masyarakat pulau rata-rata dibidang makanan, yang akan menimbulkan kesan kumuh jika banyak sampah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: