Tim TPPS Diharapkan Mampu Turunkan Angka Stunting di Tanggamus

Tim TPPS Diharapkan Mampu Turunkan Angka Stunting  di Tanggamus

Bupati Dewi Handajani membuka acara rembuk stunting dan melantik Tim Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, di Hotel 21 Gisting, Kamis (2/6). FOTO DISKOMINFO TANGGAMUS--

TANGGAMUS, RADARLAMPUNG.CO.IDBupati Dewi Handajani mengucapkan selamat atas dikukuhkannya ketua dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tanggamus. 

Dia berharap tim yang dipimpin Wakil Bupati AM. Syafi'i dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mampu menurunkan angka stunting, sehingga ke depan bisa mengantarkan masa depan anak-anak Tanggamus menjadi lebih baik, sehat, cerdas dan lebih kuat.

Hal ini disampaikan Dewi Handajani saat membuka acara rembuk stunting dan melantik Tim Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, di Hotel 21 Gisting,  Kamis (2/6).

Kegiatan bertema Tanggamus Tanggap Kesehatan Anak Stunting (Tangkas) tersebut dihadiri Wakil Bupati AM. Syafi'i, Forkopimda, Ketua TP PKK, Kabid PSM mewakili Kepala Bappeda Lampung Eka Yulista Dewi; Kabid Kesmas mewakili Kadis Kesehatan. Lampung Uki Basuki, asisten, staf ahli, Kepala Bapelitbang Hendra Wijaya Mega, kepala OPD hingga perwakilan organisasi terkait.

Tim Percepatan Penurunan Stunting  yang dilantik antara lain adalah Wakil Bupati AM. Syafi'i sebagai ketua, Kepala Bappelitbang, para asisten, Ketua TP PKK,  Kepala Dinas PPPA PPKB serta jajaran lainnya..

Dalam sambutannya Dewi Handajani mengucapkan selamat atas pengukuhan ketua dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tanggamus.

”Saya berharap tim yang dipimpin oleh bapak AM. Syafi'i dapat melaksanakan tugas dengan baik. Mampu menurunkan angka stunting di Tanggamus, sehingga ke depan mampu mengantarkan masa depan anak-anak Tanggamus menjadi lebih baik, sehat, cerdas dan kuat,” kata Dewi Handajani.

Ia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Diharapkan tercipta komitmen dari seluruh pihak yang hadir dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama.

Kemudian program yang telah dirancang dapat direalisasikan dengan baik.

”Seperti kita ketahui bersama, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Tanggamus menjadi kabupaten tertinggi lokus stunting di Lampung. Terdapat 17 lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan,” sebut dia.

Sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting, telah ditetapkan lima pilar pencegahan. Yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi koordinasi dan konsolidasi program pusat daerah dan desa/pekon, ketahanan pangan dan gizi, pemantauan dan evaluasi.

”Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut, maka hari ini kita mengadakan rembuk stunting. Yakni meningkatkan kemitraan dalam pelayanan 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berprestasi,” tandasnya.

Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah 1,000 hari pertama kehidupan, sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (Baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi sensitif perlu terus diupayakan.

”Terkait hal ini, saya minta intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Tetapi juga dilaksanakan oleh sektor lain. Karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan 70 persen,” urainya.

Dukungan tersebut di antaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat, untuk mengoptimalkan dalam upaya perannya penanggulangan stunting

”Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini, dampaknya kita rasakan, terutama yang dibidang kesehatan dan gizi masyarakat. Dampak tersebut sangat berpotensi meningkatkan angka stunting, dan berpotensi mengancam target penurunan stunting secara nasional hingga 14 persen pada tahun 2024,” kata dia.

Kondisi ini juga terjadi di Tanggamus. Di mana, layanan posyandu balita maupun ibu hamil mengalami penurunan, karena penghentian penyelenggaraan posyandu dan fasilitas kesehatan ibu/balita.

Di sisi lain, masalah gizi tetap harus menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan. ”Kita selaku pemerintah daerah tetap berkewajiban menjamin kecukupan gizi masyarakat. Oleh karenanya, saya minta kepada seluruh perangkat daerah, bersama stakeholder terkait, untuk melakukan inovasi-inovasi pada saat pandemi, agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan balita, bisa tetap terpenuhi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Karenanya mari perkuat dan gunakan kearifan lokal dimasing-masing wilayah,” papar bupati.

Di tingkat pekon dan kelurahan, bidan desa serta petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader masing-masing pekon/kelurahan untuk melakukan penelusuran,  bayi dan balita yang berpotensi stunting.

Yakni balita yang berat badannya tidak naik dua bulan berturut-turut, balita dengan gizi buruk dan gizi kurang gizi, balita dengan penderita penyakit kronis TBC dan alergi, serta balita dengan gangguan metabolisme.

Balita yang berpotensi stunting harus ditangani bersama. Tidak hanya oleh puskesmas, tetapi juga oleh rumah sakit dengan melibatkan dokter anak.

Kepada para camat, agar memfasilitasi dan mengkoordinasi pekon dan kelurahan. Pastikan kegiatan untuk menurunkan dan pencegahan stunting di tingkat pekon dan kelurahan, teralokasi lewat dana transfer desa dan dana yang dikelola kelurahan melalui lima paket layanan pokok.

Yaitu layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi dan air bersih serta layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

”Khusus kepada para pemimpin perusahaan swasta, maupun BUMD melalui CSR-nya melaksanakan kegiatan kemitraan menuju cegah stunting melalui edukasi PHBS dan gizi seimbang,” tandasnya. (ehl/rls/ais)

 

 

 

 

Saya sampaikan terima kasih dan penghargaaan yang tinggi, atas peran sertanya dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Tanggamus. Untuk lebih memperkuat jalinan kerjasama, maka pada hari ini kita melakukan Penandatanganan Komitmen Bersama Program Kemitraan dalam Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Tanggamus, sebagai langkah awal kerjasama yang lebih luas.

 

Kegiataan dilanjutkan dengan penanda tanganan Komitmen penurunan Stunting terintegrasi dan Rembuk Stunting kabupaten Tanggamus tahun 2022. ( ehl/rls)

[15.53, 2/6/2022] ehl: Bupati Tanggamus Dewi Handajani membuka acara rembuk stunting...foto Diskominfo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: