Sukses Daratkan Pesawat di Tengah Amukan Topan, Pilot Laurentius Handigdo: Tian Shang You Tian
USIA pensiun pilot dengan status karyawan di suatu maskapai biasanya 60 tahun. Namun, masih dapat diperpanjang.
Umumnya maksimal mencapai umur 65 tahun. Di Jepang justru bisa sampai 67 tahun –tertinggi di dunia. Bergantung kebijakan tempat sang pilot bekerja.
Dan, tentu saja, bila lulus beragam tes yang diujikan. Terutama menyangkut kesehatan. Harus benar-benar prima.
Garuda Indonesia termasuk yang memberlakukan perpanjangan masa terbang pilot-pilotnya. Kalau mau, enam bulan sebelum purna tugas, pilot bisa mengajukan proposal. Lalu ikut ujian.
Bila berhasil, mereka boleh menerbangkan pesawat kembali. Sebagai pilot PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). Alias pilot kontrak.
Salah seorang pilot Garuda yang begitu adalah Laurentius Handigdo. Atau yang biasa dipanggil: Capt. Jimmy.
Setelah kurang lebih 40 tahun memiloti Garuda, Capt. Jimmy terbang lagi. Dengan status PKWT. Dengan jumlah jam terbang sama seperti pilot biasa.
Capt. Jimmy –yang mestinya pensiun pada 14 Juli 2016– mengatakan, sangatlah tidak mudah untuk menjadi pilot Garuda. Butuh perjuangan ekstra.
Pria yang lahir di Malang pada 1956 silam itu, dulu, harus ikut tes masuk dua kali baru diterima.
Banyak pengalaman berkesan selama ia berkarya di Garuda. Namun, yang teramat sulit dilupakan adalah ketika Capt.
Jimmy berhasil mendaratkan pesawat di tengah amukan topan.
Waktu itu ia mengemudikan Boeing terbesar di eranya: 747. Dengan rute penerbangan Jakarta-Hong Kong. Turbulensi dahsyat terjadi. Lantaran pesawat lewat di tengah pusaran tornado.
Begitulah. Selain demen ngebut dengan Jaguar XE, Capt. Jimmy memang hobi "menyopiri" pesawat-pesawat gede. Boeing 777-300, misalnya. Yang notabene paling bongsor untuk kategori pesawat komersial bermesin ganda. Yang rodanya jejer enam per setnya.
Ia juga tidak mau menerbangkan pesawat selain Boeing. "I ain’t going if it’s not Boeing," kata Capt. Jimmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway